Mohon tunggu...
Remon Tarigan
Remon Tarigan Mohon Tunggu... -

Kuli pulang pagi

Selanjutnya

Tutup

Nature

DRONE, cara baru dalam pemantauan hutan

23 Maret 2015   09:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:44 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle), yang lebih dikenal sebagai drone merupakan teknologi yang belakangan semakin popular penggunaannya untuk berbagai kepentingan. Dalam kampanye pilpres yang lalu saja, salah secorang capres ada menyinggung tentang pemanfaatan drone dalam rangka pemantauan laut Indonesia. Kelompok fotografi dan videopun sudah semakin familiar dengan drone.

Drone sendiri pada awalnya adalah adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh olehpilotatau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya . Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah dibidang militer.Rudalwalaupun mempunyai kesamaan tapi tetap dianggap berbeda dengan pesawat tanpa awak karena rudal tidak bisa digunakan kembali dan rudal adalah senjata itu sendiri

Dewasa ini pemanfaatan drone semakin dilirik untuk berbagai kebutuhan. Yang paling sering bisa kita nikmati adalah berita-berita dari tv swasta nasional tentang banjir atau kemacetan lalu lintas. Video yang dulunya mereka peroleh dengan menggunakan helikopter kini lebih banyak menggunakan drone. Penggunaan drone dianggap lebih efisien, akurat, bisa digunakan untuk banyak keperluan dan dapat digunakan hampir setiap saat. Harga sebuah unit drone sendiri cukup variatif. Bahkan banyak pecinta drone local yang sudah mampu membuat/merakit drone sendiri.

Salah satu pemanfaatan drone saat ini yang mulai dilirik adalah pemantauan kawasan hutan.  Untuk mencapai dan memantau suatu titik didalam kawasan hutan , pemantauan lewat jalur darat dapat menghabiskan waktu yang panjang, biaya yang mahal dan sumber daya manusia yang banyak. Dengan menggunakan drone, hampir semua kendala diatas dapat terjawab. Drone tidak terpengaruh terhadap kondisi medan yang curam atau terjal, jarak yang jauh dapat ditempuh dengan lebih cepat dan drone tidak membutuhkan logistik dan perbekalan yang  ribet untuk menghasilkan sebuah data aerial tentang sebuah titik di tengah hutan.

Untuk pemantauan tajuk/penutupan lahan yang selama ini kebanyakan menggunakan citra satelit yang mahal dan sangat temporer, dengan teknologo drone hampir dapat dilakukan kapan saja dan dengan ketelitian yang lebih akurat. Sebuah foto tajuk pohon yang diambil dengan drone dengan ketinggian terbang 50-300 meter diatas permukaan tanah dengan mudah dan cepat dapat diinterpretasi jenisnya.

Patroli pengamanan hutan dapat dilakukan sesering mungkin dengan biaya yang minim dan hampir tanpa resiko fisik bagi polisi hutan. Selain itu jangkauan patroli juga bisa lebih luas. Data awal tentang illegal logging dapat tersaj dengan mudah. Data awal tersebut dapat sebagai pertimbangan akurat untuk tindak lanjut melalui darat.  Anggaran belanja untuk patroli pengamanan maupun pemantauan hutanpun dapat lebih dioptimalkan.

Dalam monitoring dan evaluasi IUPHHK baik hutan tanaman maupun hutan alam, pemerintah dan pihak unit manajemen dapat memantau kinerja dilapangan dengan lebih cepat, akurat dan murah. Data awal yang dihasilkan oleh drone dapat dengan segera menjadi bahan pengambilan kebijakan.

Salah satu kendala yang masih mungkin menjadi kendala adalah cuaca ekstrim dan daya tahan baterai yang cenderung masih singkat. Untuk cuaca ektrim, drone yang kurang tahan cuaca ektrim dapat diakali dengan hanya menunggu cuaca cerah. Walau di musim penghujan dan angin kencang sekalipun, dalam sehari pasti ada moment hari yang cerah. Berdasarkan berbagai sumber yang ada, peningkatan kualitas daya tahan baterai drone tahun-tahun belakangan ini semakin mengalami perbaikan. Bahkan kabarnya ada drone dengan merek baterai tertentu dengan sekali pengisian baterai sudah dapat menyebrangi pegunungan Alpen. Walau pastilah baterai itu mahal.

Melihat dari besarnya manfaat yang bisa diperoleh dalam penggunaan drone untuk kepentingan pemantauan hutan, maka tidak ada salahnya pihak terkait mempertimbangkan untuk menggunakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun