Mohon tunggu...
Remmy Silado
Remmy Silado Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Udayana,Bali

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pergeseran Kata lucu dalam Bahasa Indonesia Nonformal

2 Juni 2011   12:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

(1)    “Lucu-lucu banget sih …”

(2)    “Bonekanya lucu ya?”

(3)    “Lucu ih, beli di mana?”

Pernahkah Anda mendengar tuturan-tuturan semacam di atas? Kalimat-kalimat tuturan itu saya ambil dari beberapa obrolan para remaja yang tertangkap telinga saya ketika berjalan-jalan di mal, belanja di toko buku, berinternet di warnet, bahkan di jalan-jalan. Pokoknya, sering saya temukan kalimat semacam itu digunakan oleh para remaja yang sering pula dikategorikan sebagai ABG alias Anak Belakang Gunung .. eh salah, Anak Baru Gede. Ada yang menarik dari tuturan tersebut. Penggunaan kata lucu rupanya memiliki makna lain dalam bahasa ragam nonformal belakangan ini. Seperti yang dapat diamati pada tiga contoh kalimat tersebut, kata lucu tentunya bermakna lain dari pada makna aslinya yang terdapat di KBBI, yaitu ‘menggelikan hati; menimbulkan tertawa; jenaka’.

Kalimat (1) saya tangkap pada suatu hari di lapak makan (food court) mal terkenal di (Kota Pendidikan) Jatinangor. Beberapa orang mahasiswi (?) sedang membuka-buka katalog tas yang ditawarkan oleh teman mereka (yang juga ada dalam kelompok tersebut). Kalimat tersebut adalah komentar atas desain-desain tas yang tersaji di katalog tersebut. Betulkah penggunaan kata lucudalam kalimat itu?

Apakah tas bisa melucu? Apakah tas di dalam katalog itu melakukan tindakan yang membuat tertawa? Melawak, misalnya? Apabila ya, bolehlah digunakan kata lucusebagai predikat dalam kalimat tersebut.

Kalimat (2) saya temukan juga di mal. Akan tetapi, kali ini di sebuah mal terkenal di Kota Bandung. Seorang siswi SMP dan teman-temannya, kali ini, sedang melihat-lihat berbagai barang di toko khusus pernak-pernik remaja perempuan. Ia bersama teman-temannya sedang membicarakan boneka beruang berukuran kecil.

Dalam kalimat tersebut, si penutur jelas menunjukkan bahwa boneka yang ditunjuknya itu lucu. Akan tetapi, jika diingat lagi makna lucu, makna kalimat ini akan aneh. Adakah boneka bisa melawak? Ataukah boneka tersebut dengan melakukan suatu adegan lucu yang membuat tertawa? Saya pikir boneka di zaman posmodern ini belum secanggih itu sehingga bisa bertingkah sendiri di depan orang yang melihatnya —  apalagi melawak. Jadi, tepatkah kata lucu dalam kalimat itu?

Kalimat (3) saya temukan di sebuah sekolah menengah atas di Kota Bandung — tempat saya mengajar ekskul English Club. Situasi kalimat itu adalah di koridor kelas. Tiga orang siswi sedang memperbincangkan sebuah bros/pin yang dimiliki temannya. Kalimat tersebut adalah komentar terhadap si bros.

Pertanyaannya: Apakah bros itu memiliki suatu kelucuan? Membuat tertawakah? Atau terlihat membuat tertawakah? Kalau sebuah pin bergambar ikan kecil berwarna biru muda dengan tiga gelembung kecil di sampingnya menurut anda bisa membuat tertawa, silakan anggap kalimat itu benar (secara logika makna).

Ada apa dengan kata lucu ini? Mengapa dia digunakan sebagai predikat bagi hal-hal yang tidakatau belum tentu membuat tertawa, padahal makna aslinya adalahmenimbulkan tertawa atau jenaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun