Mohon tunggu...
Remilto Kurniawan
Remilto Kurniawan Mohon Tunggu... -

Berkelana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tahun Baru, Jabar Butuh Pemimpin Baru

29 Desember 2012   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:50 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar berlangsung tidak akan lama lagi., 24 Februari 2013. Waktu yang singkat jika dihitung mulai detik ini. Dengan waktu yang kurang dari dua bulan itu, masyarakat dituntut untuk bisa berfikir jernih dalam memilih pemimpin untuk lima tahun yang akan datang. Jika salah memilih maka nasib 46 juta lebih rakyat Jabar akan tetap menderita.

Kenapa perlu direnungkan, sebab Jabar menjadi barometer dalam sisi ekonomi, wisata dan pendidikan di Indonesia. Di Jabar hampir semuanya ada, mulai dari pendidikan yang baik dengan banyaknya perguruan tinggi yang berkualitas. Anak-anak muda dari seluruh pelosok negeri berlomba-lomba datang ke Jabar untuk mengubah nasib mereka.

Dari sisi wisata, Jabar tidak ada tandingannya. Tiap minggu orang dari Jakarta dan sekitarnya berduyun-duyun untuk menikmati keelokan alam  tanah pasundan ini. Jika pergi ke daerah Puncak, Bogor maka akan ditemui macet yang tak tehitung lamanya. Sistem buka tutup harus dilakukan agar bisa menembus akses Puncak. Namun begitu, orang tiap minggu tak hentinya datang ke daerah dingin ini.

Tidak hanya Bogor, tetapi juga berbagai kota dan kabuoaten lainnya di Jabar tidak luput dari kunjungan para wisatawan lokal dan mancanegara. Tidak hanya wisata alam, juga wisata sejarah dan kuliner.

Disatu sisi, masih banyak masyarakat Jabar yang miskin. Ada sekitar 4 juta warga Jabar yang tidak merasakan nikmat hidup dikampungnya. Seakan mereka hanya menjadi tamu dinegeri sendiri. Anak-anak mudanya banyak pergi yang meninggalkan desa karena memang tidak ada jaminan penghidupan yang layak untuk bertahan dikampung halaman. Mereka tidak mampu  bersaing dengan anak-anak muda lain karena tidak diberikan akses yang memada oleh pemerintah.

Apalagi ditambah kondisi pasar tradisional yang memprihatinkan karena tergilas oleh banyaknya bermunculan pasar moderen, memperarah keadaan masyarakat yang sudah susah.

Dengan demikian, tidak salah kiranya dibutuhkan tangan dingin pemimpin untuk dapat mengelola potensi Jabar yang ada saat ini bisa  mensejahterakan mereka. Pemimpin yang dibutuhkan tidak hanya sekedar yakin dengan kemampuannya tetapi juga harus punya pengalaman dan teruji.

Jika memperhatikan pembangunan Jabar saat ini, belum ada perubahan yang berarti. Masalah kemiskinan, kebodohan, rendahnya daya beli masyarakat , rendahnya akses informasi dan teknologi masih mengahntui sampai saat ini. Maka sudah saatnya pemimpin Jabar saat ini diganti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun