Mohon tunggu...
Rembulan Permata
Rembulan Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Accouting 18

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lebih Baik Mana, Kepemimpinan Transformasional atau Transaksional?

11 Agustus 2021   13:49 Diperbarui: 11 Agustus 2021   13:59 2820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.kompas.com

Tips menerapkan Kepemimpinan Transaksional

Berikut caya menyiasati gaya kepemimpinan transaksional di kantor agar bekerja menjadi lebih produktif:

  • Tingkatkan peluang pengemangan diri

Pemimpin transaksional perlu ikut mendukung pengembangan kepemimpinan perusahaan karena perusahaan tidak akan bertahan jika tidak memiliki bibit-bibit pemimpin untuk mengantikan mereka yang akan pergi. Ini akan menghemat banyak waktu dan uang bagi perusahaan jika mereka mampu menghasilkan pemimpin secara internal.

  • Selesaikan masalah secara proaktif

Masalah bisa muncul kapan saja tanpa diduga-duga. Maslaah harus segera diatasi ketika muncul. Pemimpin dengan gaya transactional perlu menangani masalah-maslaah ini dengan cepat. Jia tidak diselesaikan secara proaktif, tugas yang ada akan memerlukan waktu lebih lama untuk diselesaikan. Konflik pun juga akan memburuk. Dengan begitu, anda juga perlu meluangkan waktu untuk merancang strategi problem solving yang tidak hanya terkait dengan produktivitas.

  • Kombinasikan gol jangka pendek dengan tujuan akhir jangka panjang

Tujuan merupakan hasil akhir yang menjadi parameter keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam menjalankan roda bisnis yang digeluti. Maka diperlukan sumber daya organisasi secara efektif pada tiap tingkatan manajemen.  Disini, pemimpin transaksional bisa bekerja sama dengan gaya pemimpin lainnya untuk menciptakan rancangan kerja yang ideal untuk mengantisipasi burn out dan penurunan motivasi kerja.

Jika dilihat mana yang lebih baik, tentu saja jawabannya adalah keduanya sama-sama baik. Dengan demikian, perusahaan atau organisasi membutuhkan keduanya karena keduanya saling melengkapi satu sama lain. Namun, gaya kepemimpinan transformasional lebih mampu membawa perubahan-perubahan yang lebih mendasar seperti perluasan nilai, tujuan dan kebutuhan bawahan dan perubahan tersebut akan berdampak pada upaya bawahan. Dengan terpenuhinya kebutuhan yang lebih tinggi akan membuat bawahan mempertinggi motivasi dalam mencapai hasil kerja yang lebih optimal dan membuat bawahan berupaya lebih keras dan berkinerja lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun