Dalam kehidupan, manusia tidak bisa hidup sendiri dan menyendiri. Manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain di sekitarnya.Â
   Hal ini terjadi karena sejak lahir manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial berarti manusia secara kodrati hanya bisa hidup dalam kebersamaan dengan orang lain.Â
   Manusia membutuhkan interaksi, komunikasi dan kehidupan timbal balik di antara mereka. Semapan dan semandiri apapun seseorang mereka akan tetap membutuhkan bantuan orang lain, baik untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun membantu melengkapi kebutuhan rohani mereka.
   Keinginan untuk dicintai, dipuji, diapresiasi adalah kebutuhan rohani yang tidak bisa dilakukan oleh dirinya sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk melakukan semua itu.Â
   Untuk memenuhi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan pun manusia membutuhkan partisipasi orang lain. Karena kehidupannya tidak dapat terlepas dari kehadiran orang lain, maka manusia cenderung mencari suatu komunitas tertentu. Â
   Lalu, apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan komunitas? Apakah setiap kelompok adalah komunitas?
   Terkait kata ini, beberapa ahli memberikan definisi. Ada yang mengatakan bahwa komunitas adalah adalah kesatuan hidup manusia yang menghuni suatu wilayah dan terikat dalam adat istiadat dan identitas kelompok (Koentjaradiningrat), ada pula yang mengatakan komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal di wilayah tertentu dan memiliki keyakinan dan minat, berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama (Wahid), ada juga yang mendefinisikan komunitas sebagai sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota karena adanya kesamaan minat atau nilai (Kertajaya Hermawan).
   Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa tidak semua kelompok adalah komunitas. Suatu kelompok dikatakan sebagai komunitas bila mengandung unsur-unsur memiliki minat yang sama, memiliki tujuan dan nilai-nilai yang sama. Di jaman modern seperti sekarang ini, kesamaan wilayah tempat tinggal bukan lagi syarat utama untuk membentuk suatu komunitas. Komunitas bisa terjadi dalam dunia maya, dengan bantuan teknologi komunikasi yang semakin canggih. Pertemuan tidak terkendala jarak dan waktu karena komunitas bisa di-manage lewat grup-grup media sosial, yang tentu saja membuat segala sesuatu menjadi lebih praktis.
   Tujuan mencari komunitas untuk masing-masing orang berbeda-beda. Ada yang melakukannya karena ingin mendapatkan informasi tertentu, seperti bergabung dengan  komunitas profesi tertentu atau komunitas pencari kerja, ada yang ingin menjalin hubungan yang lebih akrab dan lebih intens dengan anggota komunitas yang lain seperti bergabung dalam komunitas alumni sekolah atau komunitas keluarga, dan ada pula yang ingin berinteraksi dan saling mendukung karena kesamaan minat, seperti komunitas-komunitas hobi tertentu. Kesamaan komunitas lebih kepada tujuan dan nilai-nilai yang dianut daripada uniform yang dipakai.
   Penulis juga tergabung dalam beberapa komunitas. Salah satunya adalah komunitas Paduan Suara yang telah berdiri sejak 14 tahun yang lalu. Tujuan awal membentuk komunitas ini tentu saja karena adanya kesamaan minat dalam paduan suara. Namun dalam perkembangannya komunitas ini telah membentuk beberapa komunitas baru yaitu komunitas simpan pinjam, komunitas anak, komunitas olahraga dan komunitas lansia.
   Mempertahankan suatu komunitas non formil lebih dari satu dekade tentu tidak segampang menuliskan deretan kata-kata ini. Bagaimana membuat para anggota merasa terikat meskipun tanpa keharusan tertentu, membuat anggota merasa memiliki sehingga tidak ada keinginan untuk pergi, membuat anggota merasa nyaman sehingga merasa memiliki keluarga kedua setelah keluarga inti, it's not easy.
   Seperti halnya suatu keluarga, komunitas harus dibangun dalam suasana yang hangat dan nyaman. Para anggota sedapat mungkin mampu menciptakan iklim positif, dan tetap dalam tujuan dan nilai yang sama. Iklim positif yang dibentuk seperti dengan menjadikan komunitas sebagai tempat yang nyaman untuk berbagi pengalaman sekaligus menjadi tempat belajar bersama dan selalu menjadi support system yang baik bagi pertumbuhan anggota secara individu. Sebagai contoh dalam komunitas ini, ketika ada yang membutuhkan bantuan untuk mempromosikan dagangannya, maka setiap anggota dengan sukarela akan membantu melakukannya. Kesuksesan teman adalah kegembiraan bersama.
   Para anggota juga harus mampu bekerjasama dan solider satu sama lain. Solidaritas yang terbangun dilandasi oleh semangat saling menghargai perbedaan dan kekurangan masing-masing anggota. Dalam komunitas tentu akan terjadi berbagai dinamika. Namun dinamika-dinamika tersebut tidak boleh mengurangi nilai dari martabat anggota yang lain. Kunci dari semua ini adalah komunikasi yang positif dan transparan serta etika yang baik.
   Komunitas yang baik juga harus mampu membangun peran aktif dari setiap anggota. Terlebih dalam komunitas non formil, penting untuk menciptakan rasa memiliki dari setiap anggota. Anggota diajak untuk terlibat dalam setiap diskusi baik online maupun offline. Komunikasi yang transparan menjadi keharusan untuk membangun kepercayaan setiap anggota satu dengan yang lain. Menciptakan kenyamanan bersama harus menjadi semangat bersama. Kenyamanan bersama ini hanya bisa didapat jika setiap anggota mampu mengekang ego dan kepentingan pribadi masing-masing.
   Dari pengalaman Penulis dengan komunitas paduan suara ini, Penulis berkeyakinan bahwa komunitas yang baik bukan hanya karena memiliki tujuan dan nilai yang baik saja, tetapi komunitas yang baik harus mampu mendatangkan kebaikan bagi kehidupan anggotanya. Baik dalam hal moril maupun materil. Contoh kecil dalam hal moril; di jaman dimana kehidupan semakin susah untuk dijalani akibat resesi ekonomi yang entah kapan berakhir, komunitas yang kita "tinggali" harus mampu menjadi tempat yang nyaman untuk para anggota berbagi dan berkeluh kesah. Mungkin tidak akan mendapat solusi langsung dari masalah yang ada, tetapi paling tidak mendapatkan kelegaan dan terhindar dari keputusasaan. Karena sebenarnya, salah satu kekuatan manusia untuk bertahan hidup adalah dari mendengarkan pengalaman dan cerita bermakna dari sesamanya. "The power of sharing". Dan dalam hal materil, komunitas dapat membantu mempromosikan usaha-usaha pribadi para anggota, menjadikan produk anggota pilihan utama dan pertama, dan jika memungkinkan membuat suatu usaha bersama dalam komunitas yang keuntungannya dapat menjadi keuntungan bersama.
   Karena hidup dalam komunitas yang baik adalah kebutuhan dan bukan pilihan, maka selektiflah dalam memilih komunitas. Dan jika sudah berada dalam komunitas yang baik, jadilah anggota yang bijaksana dan proaktif,  sehingga komunitas tersebut dapat menjadi tempat yang nyaman bagi setiap anggota. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H