Mohon tunggu...
Rufaidah As Samara
Rufaidah As Samara Mohon Tunggu... Freelancer - College Student

Public Health UM 2016

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN UM Desa Soso Dampingi Pengolahan Jenitri: Dari Diabaikan Jadi Perhatian

29 Juni 2019   16:19 Diperbarui: 12 Juli 2019   09:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan KKN UM Desa Soso 2019


BLITAR -- Pada awalnya Jenitri dianggap sebagai biji biasa yang tidak ada gunanya dan menjadi sampah karena buahnya yang rontok. Tetapi semenjak adanya pendatang dari India ke Desa Soso dengan membawa pengetahuan bahwa jenitri adalah barang yang memilikih arga jual tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aksesoris, masyarakat di Desa Soso mulai membudidayakan jenitri.

Pada hari Minggu, 23 Juni2019 dan Rabu, 26 Juni 2019, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pendampingan pengolahan Jenitri di Desa Soso. Jenitri (Elaeocarpusganitrus) merupakan pohon yang termasuk ke dalam suku Elaeocarpaceae. Buahnya berwarna biru dengan biji yang cukup besar dan biasa digunakan sebagai manik-manik penyusun perhiasan, yang mana tiap bijinya bisa mencapai harga jual yang tinggi. 

Sebagian besar warga di Desa Soso memiliki pohon Jenitri di pekarangannya. Pembibitan Jenitri dimulai dari penanaman biji yang sudah direndam dalam air beberapa menit untuk mempercepat perkecambahan dan juga untuk mengetahui kualitas biji yang bagus, kemudian ditanam pada media tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dalam waktu 2-3 minggu sampai biji sudah mulai tumbuh. Saat tumbuhan berumur 3-4 bulan dilakukan penyetekan dengan bibit unggul agar menghasilkan biji yang berkualitas baik. Biji berkualitas baik dapat mencapai harga Rp. 100.000,00 perbibitnya. Sedangkan bibit berkualitas standar (tidak disetek) memiliki hargamulai dari Rp. 10.000,00 per bibitnya. Pohon Jenitri akan mulai berbuah pada usia 3 tahun dengan masa panen 6 bulan sekali di mana setiap pohon dapat menghasilkan 3000-5000 buah. Buah Jenitri yang sudah dipanen akan direbus selama 8 jam, digiling untuk memisahkan biji dengan kulit buahnya, kemudian dijemur agar kering dan siap digunakan untuk manik-manik. Sebagian besar hasil jenitri diekspor ke Nepal, India, dan China.

Dalam kegiatan ini mahasiswa belajar terkait bagaimana menanam jenitri yang baik, mulai dari pembibitan, penanaman, proses perebusan, penjemuran hingga proses pembuatan aksesoris dari jenitri. Kegiatan pendampingan pengolahan hasil alam jenitri diDesa Soso di lakukan di tiga lokasi. Lokasi pertama adalah tempat untuk pembibitan dan penanaman yang dilakukan di rumah Bapak Wahyu. Selanjutnya Mahasiswa KKN melakukan pendampingan proses perebusan, penjemuran hingga memilah jenis jenitri yang berbeda di rumah Bapak Gunadi. Dan lokasi ke tiga adalah lokasi perkebunan jenitri yang pada saat itu juga terdapat proses panen. Setelah melakukan pendampingan di rumah Bapak Gunadi selanjutnya mahasiswa KKN berpindah di pusat pembuatan aksesoris dari jenitri di Desa Soso yaitu di rumah Ibu Yuli, Di sana mahasiswa KKN belajar bagaimana mengolah jenitri siap pakai menjadi aksesorisyang menambah nilai jual dari jenitri itu sendiri.

Dalam kegiatan pendampingan pengolahan Jenitri ini mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman diri  khususnya bagi para Mahasiswa mengenai pengolahan Jenitri. Warga Desa Soso berharap dengan bekal ilmu yang telah diperoleh Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dalam kegiatan KKN dapat menyebar luas sebagai informasi untuk orang awam yang belum mengetahui tentang Jenitri. Usaha yang dilakukan mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang untuk memperkenalkan jenitri lebih luas lagi yaitu dengan cara mengenalkan jenitri di Desa Soso melalui sosial media, di mana di dalam sosial media tersebut berisi tentang informasi mengenai jenitri baik berupa manfaat, bagaimana cara penanaman dan pengolahan dan juga berisi di mana pusat-pusat pengolahan jenitri yang ada di Desa Soso.

Penulis: Desy Wulansari dan Andre Kurniawan

Editor: Baitus Shofa

Penyunting: Rufaidah As Samara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun