Selama 47 tahun perusahaan tambang Amerika Serikat, PT Freeport - McMoran mencengkram tanah Papua. Selama itu pula, kedaulatan negara ini diinjak - injak oleh negara Paman Sam.
Sejak berdiri pada tahun 1967 sampai sekarang, Indonesia memiliki posisi tawar yang sangat rendah dengan pihak Freeport. Indonesia seolah lemah menghadapi perusahaan asing tersebut. Bahkan saat pemerintah mendesak agar Freeport mentaati UU No.4 Tahun 2009 tentang pembangunan smelter, Freeport sempat melawan.
Amerika telah membangun negaranya dengan mengeruk kekayaan dari tanah Papua, sedangkan masyarakat sekitar justru hidup melarat. Keberadaan Freeport jelas tidak memberikan keuntungan besar untuk bangsa ini. Lantas kenapa pemerintah tidak mengusir Amerika dan mengambil alih tambang tersebut untuk membangun negeri ini?
Menurut UU No. 4 tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, pemerintah Indonesia harus melakukan renegosiasi kontrak seluruh perusahaan tambang asing di negeri ini. Diharapkan, pada kesempatan ini pemerintah dapat memperjuangkan hak dan mengembalikannya kepada bangsa ini.
Pada awal April lalu, secara diam - diam pemerintah melakukan renegosiasi kontrak Freeport. Sebanyak 51 persen saham yang diminta pemerintah menjadi isapan jempol. Freeport hanya memberikan 30 persen saja. Pemerintah kembali menunjukkan ketidakberdayaannya pada Amerika. Sampai kapan pemerintah takluk pada Freeport?
Pemilu tahun ini adalah penentu nasib bangsa dan negara ini ke depan. Tentu kita semua berharap Indonesia memiliki pemimpin yang tegas sehingga dapat mengembalikan kedaulatan negara. Pemimpin yang dapat melakukannya hanyalah Prabowo Subianto. Ketegasannya tak perlu diragukan lagi.
Tidak heran jika Amerika sangat takut jika Prabowo menjadi Presiden RI. Memanfaatkan isu pelanggaran HAM, Amerika menyusupkan kepentingannya untuk menguasai kekayaan Indonesia. Amerika tidak akan pernah peduli tentang penegakan HAM di negeri ini, yang mereka pikirkan hanya bagaimana mengeruk habis kekayaan ibu pertiwi.
Prabowo merupakan satu - satunya Capres yang dengan lantang mengatakan akan menasionalisasi aset - aset negara ini. Inilah yang membuat asing kocar - kacir. Pihak asing tentu tidak ingin mengamankan kepentingannya di Indonesia. Cara yang mereka lakukan adalah dengan mendukung Capres yang mau menjalankan semua perintah mereka dan melindungi kepentingan mereka di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H