Mohon tunggu...
Hati Indonesia
Hati Indonesia Mohon Tunggu... profesional -

Kata-kata adalah politik

Selanjutnya

Tutup

Money

Ini Masalah Mendasar Pedagang Pasar Tradisional dan Solusinya

1 Maret 2014   01:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pbs.twimg.com

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="sumber: pbs.twimg.com"][/caption]

“Bagi kami rakyat, pemimpin ke depan itu harus turun, melihat masalah kami secara langsung, Pak Hary datang ke sini saja kami sudah senang, apalagi beliau bisa jadi pemimpin dan bisa membantu kami agar kehidupan kami bisa lebih baik"

Maisaroh, Pedagang Pasar Gaplok, Keramat Pulo, Jakarta

Pemerintah kerap luput memperahtikan nasib pedagang – pedagang di pasar tradisional. Kalaupun ada, pemerintah hanya mengurusi soal infrastruktur atau membenahi fasilitas pasar tradisional. Namun pemerintah lupa, bahwa yang paling dibutuhkan para pedagang adalah persoalaan akses modal.

Menurut Cawapres Hanura 2014, Hary Tanoesoedibdjo, setiap pedagang pasar tradisional yang ia kunjungi di seluruh Indonesia menghadapi masalah yang rata – rata sama yitu ketidakmampuan untuk berkembang karena kurangnya dukungan baik secara materi ataupun keterampilan.

"Masalahnya sama, akses pendanaan atau modal, terbelit masalah jaminan dan bunga yang tinggi, kemudian kondisi pasar tempat berjualan yang jauh dari kata layak," kata HT saat berkunjung ke pasar Gaplok, Keramat Pulo, Jakarta, Jumat (28/2).

Pedagang kecil tersebut, lanjut HT, terkendala dalam perputaran uang mereka yang sangat kecil. Tidak jarang pedagang – pedagang itu terbebani dengan utang dan terjebak pada rentenir atau bank keliling dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga keuntungan mereka sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali karena digunakan untuk menutupi bunga pinjaman.

"Saya melihat mereka benar-benar harus dibukakan akses pendanaan yang lebih luas, dengan proses mudah dan tentu bunga rendah, bahkan kalau bisa itu nol persen, agar mereka lebih mudah untuk mengembangkan usahanya," jelasnya.

HT mengatakan, untuk mengurai masalah para pedagang ini, ada dua hal yang harus menjadi perhatian, pertama membuka akses modal yang luas, dengan proses mudah dan bunga rendah. Kedua, adalah mengenai keterampilan.

Inilah yang menjadi perhatian HT bersama Wiranto. Win –HT memberikan bantuan pinjaman usaha kecil tanpa agunan dan bunga nol persen. Saat ini Win – HT sudah menggulirkan lebih dari seribu pinjaman modal di sejumlah daerah di Indonesia.

Dan akan terus berlanjut ke seluruh daerah Indonesia lainnya. Selain memberikan bantuan modal, Win – HT juga memberikan pendampingan keterampilan agar usaha rakyat ini dapat terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun