[caption id="" align="aligncenter" width="574" caption="sumber: pbs.twimg.com"][/caption]
“Jika Indonesia maju, jangankan subsidi perumahan, bahkan pengangguran pun bisa diberi tunjungan. Ini bisa terjadi kalau negara punya uang, kalau tidak punya uang akibatnya subsidi dicabut atau dikurangi. Dan itulah yang terjadi dengan Indonesia saat ini”
Hary Tanoesoedibjo
Indonesia sedang miskin, pertumbuhan ekonomi tahun 2013 hanya sebesar 5,7 persen. Keuangan negara kian menipis, akibat belanja atau kegiatan impor yang lebih besar dari pada pendapatan negara. Belum lagi persoalan korupsi yang semakin memiskinkan negara. Akibatnya, subsidi sosial masyarakat pun dicabut oleh pemerintah untuk menutupi defisit keuangan tersebut.
Mirisnya, Indonesia yang memiliki kekayaan di berbagai sektor tetapi tidak mampu dikelola pemerintah untuk mendapatkan pendapatan negara sebanyak – banyaknya. Indonesia terjerumus dalam hutang luar negeri yang sangat besar mencapai Rp 2850 triliun. Setiap warga negara menanggung beban hutang setidaknya Rp 8 juta per kepala.
Kalau sudah begini, sulit bagi Indonesia untuk melakukan pembangunan. Satu – satunya cara adalah dengan mengoptimalkan potensi sumber daya manusia dan alam Indonesia untuk mendapatkan pemasukan negara. Memandirikan masyarakat dengan mencetak dan mendorong berkembangnya pengusaha – pengusaha sehingga mencapai angka minimal 2 persen sebagai syarat negara maju.
“Tujuan negara itu jadi negara maju. Kalau sudah maju kita bisa bicarakan pendidikan gratis, kesehatan gratis, aneka subsidi seperti subsidi perumahan yang tidak hanya gratis tetapi juga berkualitas,” kata Hary Tanoesoedibdjo, Cawapres Hanura 2014 saat menyambangi warga kampung Kretek, Bogor, hari ini.
Namun negara maju tidak akan terwujud tanpa pemimpin yang memiliki strategi matang dan tepat untuk membangun Indonesia. Konsep pembangunan harus datang dari rakyat; permasalahan hidup dan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Oleh karena itu, Wiranto – Hary Tanoesoedibdjo rutin mengunjungi masyarakat hampir di seluruh daerah Indonesia. Tujuannya, untuk menemukan akar persoalan dan mencarikan jalan keluarnya. Menurut Hary Tanoe, semua masyarakat yang ditemuinya mengeluhkan hal yang sama; kebutuhan dasar berupa sandang, pangan dan papan yang tidak terpenuhi.
“Setelah mengelilingi Indonesia, saya semakin yakin jika perubahan itu harus dilakukan saat ini juga,” kata Hary Tanoe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H