Mohon tunggu...
Hati Indonesia
Hati Indonesia Mohon Tunggu... profesional -

Kata-kata adalah politik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

HT: Akuisisi BTN, Pemerintah Tidak Memiliki Visi Membangun Bangsa

25 April 2014   00:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pembangunan harus diarahkan pada kesejahteraan masyarakat termasuk dalam hal pemilikan rumah. Rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri menunjukkan pemerintah tidak memiliki visi membangun bangsa”

Hary Tanoesoedibdjo

Dalam membangun negeri, pemerintah harus memenuhi hak – hak dasar masyarakat. Salah satu hak mendasar masyarakat tersebut adalah rumah. Melalui Bank Tabungan Negara (BTN) – meskipun belum maksimal, pemerintah sudah berupaya memenuhi salah satu hak mendasar itu.

Selama ini hanya BTN yang konsisten melayani nasabah dengan pendapatan sekitar Rp 2 – Rp 2,5 juta, terutama dalam kredit perumahan. Namun, upaya tersebut tampaknya akan berhenti sebelum semua masyarakat mendapatkan hak dasar rumah karena pemerintah akan melebur BTN ke Bank Mandiri yang memiliki segmentasi nasabah jauh berbeda.

Kontan, rencana akuisisi yang tidak memiliki landasan kuat tersebut – BTN tidak sedang mengalami masalah apapun dan justru sedang “naik daun”, mendapat penolakan dari berbagai kalangan terutama dari internal BTN sendiri. Di kalangan eksternal, salah tokoh yang turut mempertahankan BTN adalah Hary Tanoesoedibjo.

Menurut HT – begitu dirinya kerap dipanggil, tujuan pemerintah saat ini sudah lari jalurnya karena kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan visi membangun bangsa. Pemerintah sejatinya harus mengarahkan pembangunan pada masyarakat ekonomi lemah.

“Pembangunan harus diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ekonomi lemah, termasuk pemilikan rumah. Saat ini pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah atas, kesenjangan sosial makin lebar,” kata HT baru – baru ini.

Untuk memajukan Indonesia, selain mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga harus mengikis kesenjangan sosial yang selama ini terjadi Indonesia. Dengan demikian, pertumbuhan suatu negara itu tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas tetapi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

“Untuk menjadi negara, disamping pertumbuhan ekonomi harus tinggi, kesenjangan sosial harus berkurang,” kata HT.

Seperti yang diketahui, rencana akuisis BTN ini penuh kejanggalan, apalagi didalangi secara diam – diam oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan yang ingin maju Capres 2014. Kabar ini baru mengemuka ketika datang aksi protes dari pegawai BTN yang menolak akuisisi.

Sebenarnya, rencana akuisisi BTN ini bukan kabar baru. Tahun 2009 – tahun berlangsungnya Pemilu sama seperti saat ini, pemerintah juga ingin melakukan kebijakan serupa. Entah apa yang sedang direncanakan pemerintah dibalik kebijakan tersebut, yang jelas alasan penguatan BTN seperti yang dilontarkan Dahlan Iskan selama ini sungguh tidak masuk akal.

Jika ingin memperkuat BTN, harusnya pemerintah memperkuat suntikan dana pada BTN bukan meleburnya dengan Mandiri yang justru akan melemahkan posisi BTN. Jika pun ingin membuat satu bank milik negara yang mampu bersaing di kawasan global, seharusnya Mandiri mengakuisisi bank swasta bukannya bank bank Negara yang sedang tumbuh – tumbuhnya saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun