Mohon tunggu...
Siti Relayanti
Siti Relayanti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat yang mahasiswa

Seorang perempuan dengan berbagai peran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demi Kualitas Hidup yang Optimal, Tingkatkan Manajemen Diri Pasien Hemodialisa bersama Perawat

9 Juni 2024   08:43 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:56 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Gagal ginjal kronis merupakan penyakit akibat menurunnya fungsi ginjal untuk menyaring sisa metabolisme tubuh, jika sisa metabolisme tidak dikeluarkan dari tubuh maka akan menumpuk dan menimbulkan gangguan pada tubuh seperti gatal-gatal, mual, bengkak dan penurunan kesadaran. 

Untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh pada pasie gagal ginjal kronik tahap akhir maka diperlukan terapi pengganti ginjal. Angka kejadian gagal ginjal setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan data dari IRR (Indonesian Renal Registry) pasien baru yang menjalani hemodialisa tahun 2020 sebanyak 61.786 orang.

Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak dilakukan pada pasien gagal ginjal tahap akhir. Hemodialisa dilakukan 2-3 kali per minggu dengan waktu 4-5 jam per sesi hemodialisa. 

Orang yang sudah gagal ginjal tahap akhir harus menjalani hemodialisa rutin, dengan adanya aktifitas dan kondisi baru yakni hemodialisa maka diperlukan adaptasi yang besar dalam kehidupan orang tersebut. 

Perubahan yang terjadi misalnya perlu meluangkan waktu 2-3 kali dalam seminggu ke rumah sakit, perubahan dalam tubuh karena ada alat untuk tindakan hemodialisa yang harus dijaga dan pembatasan cairan yang harus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan cairan.

Adaptasi terhadap perubahan yang dialami pasien hemodialisa bersifat sangat individual (tidak sama bagi setiap orang), ada yang singkat dan bahkan ada yang sangat lama hingga perlu waktu bertahun-tahun untuk dapat menerima perubahan. Manajemen diri yang baik sangat penting agar kualitas hidup pasien hemodialisa tetap baik dan optimal, sehingga pasien hemodialisa dapat tetap menjalani kehidupannya secara produktif.

Manajemen diri yaitu aktifitas kehidupan sehari-hari yang dilakukan untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang. Manajemen diri pasien hemodialisa terdiri dari kepatuhan terhadap terapi dan pengobatan, aktifitas, diet, pembatasan cairan, dan perawatan akses vaskuler. Penerapan manajemen diri dalam kehidupan pasien hemodialisa sangat penting untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup. (Pratiwi, et al 2019)

Perawat memiliki keterlibatan yang sangat besar dalam kehidupan pasien hemodialisa karena selama pasien menjalani hemodialisa (yang mungkin dilakukan seumur hidup) maka akan terus berinteraksi setidaknya dua kali seminggu dalam waktu sekitar 5 jam dengan perawat. Hal ini memungkinkan kerja sama antara perawat dengan pasien agar tercipta manajemen diri pasien yang baik. 

Dalam dunia keperawatan manajemen diri ini sejalan dengan teori Self Care (perawatan diri) yang diciptakan oleh Dorothea Orem, Orem menyatakan dalam teorinya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan diri yakni perilaku seseorang dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. (Alligod, 2014)

Untuk membantu meningkatkan manajemen diri pasien, perawat dapat membantu dengan melakukan edukasi, memberikan motivasi serta memberikan dukungan fisik dan psikologis. Edukasi yang diberikan perawat meliputi pembatasan asupan cairan untuk pasien hemodialisa, asupan makanan yang harus ditingkatkan dan dihindari, obat-obatan yang harus diminum, manfaat, cara meminumnya dan efek yang ditimbulkan jika tidak minum obat, perawat juga perlu menyampaikan tentang perawatan akses vaskuler yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien misalnya untuk akses vaskuler kateter double lumen maka selama dirumah harus dijaga agar tetap kering dan bersih, jika gatal disekitar area tersebut maka dapat digaruk dengan cara mengusap dan informasikan juga tentang tanda-tanda jika terjadi infeksi. 

Sedangan untuk akses cimino selalu ingatkan pasien untuk tidak mengangkat benda berat menggunakan tangan yang terdapat cimino dan jangan menindih tangan tersebut. informasikan juga tentang hal yang dapat membuat aliran cimino mengecil bahkan menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun