Probolinggo - Dukung Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Lapas Kelas IIB Probolinggo beradayakan warga binaan untuk membuat tempe. Bertempat di ruangan Bimker Lapas, program kemandirian di Lapas Probolinggo ini baru berjalan beberapa bulan dan akan terus berkembang dalam menghasilkan produk tempe berkualitas.Â
Kamis (31/10).Warga binaan dilibatkan secara aktif mulai dari tahap persiapan bahan baku hingga pengemasan produk.Â
Partisipasi aktif warga binaan dalam pembuatan tempe ini mencerminkan komitmen mereka untuk berubah dan memanfaatkan peluang yang ada di dalam lingkungan lapas. Melalui program ini, mereka belajar tentang teknik produksi tempe yang efisien, standar kebersihan dan keamanan pangan, serta prinsip-prinsip manajemen usaha kecil.
Dengan demikian, pembuatan tempe tidak hanya menjadi sarana pembinaan, tetapi juga menjadi wadah untuk pengembangan keterampilan dan peningkatan kemandirian. Pembuatan tempe di Lapas ini mencerminkan dukungan terhadap pengembangan UMKM di wilayah Probolinggo. Hasil produksi tempe ini selain dikonsumsi oleh warga binaan di dalam lingkungan lapas, juga dipasarkan di lingkungan masyarakat sekitar.Â
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dan harga produk mampu bersaing di pasaran.
Kalapas Probolinggo, Dadang Rais Saputro menyampaikan bahwa dengan keterampilan yang dimiliki warga binaan dapat bermanfaat setelah mereka bebas nanti "Melalui program ini, harapan kami ketika mereka bebas, keterampilan ini dapat menjadi sarana untuk mencari nafkah secara mandiri dan produktif.Â
Dengan keterampilan ini, warga binaan diharapkan mampu beradaptasi dan berkontribusi bagi keluarga dan masyarakat." ujar Kalapas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H