Mohon tunggu...
Reksy Anggara
Reksy Anggara Mohon Tunggu... Freelancer - Lakukan apa yang disenangi

Membaca adalah menulis kisah yang tak pernah usai

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

CSR, Salah Satu Cara Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

2 September 2019   10:40 Diperbarui: 4 September 2019   15:49 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki oleh Pemprov DKI, Bank DKI tentunya memiliki arah dan fokus mengelola program CSR. Hal ini tidak lain adalah untuk menjaga kepercayaan dan menjadi nilai tambah di mata masyarakat. 

Ada 5 fokus arah dalam pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh Bank DKI, yaitu Pendidikan dan Edukasi Perbankan, UMKM, Sosial Kemasyarakatan, Lingkungan Hidup, dan Kebudayaan.

Dikutip dari laporan tahunan Bank DKI tahun 2018, sebanyak Rp 6,06 milyar telah dikeluarkan dan diantaranya Rp 243.469.000 digunakan untuk program CSR Lingkungan Hidup. 

Dalam upayanya, Bank DKI melakukan upaya-upaya namun tidak terbatas kepada upaya untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan perkotaan, termasuk penghijauan atau penanaman pohon, perbaikan sarana prasarana yang terkait dengan lingkungan, solusi persoalan sampah, kampanye udara bersih, dan lain-lain.

CSR dan Sustainable Development Goals (SDGs)

Kini, program CSR tak hanya dilakukan oleh Bank DKI saja. Banyak perusahaan yang telah menerapkannnya termasuk perusaahaan besar. Mereka sadar, bahwasanya alam dan kelestarian lingkungan hidup perlu dijaga. Agar tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dapat terlakasana sebagaimana mestinya. 

Jika sumber daya alam yang ada tidak diperhatikan keberadaannya, mustahil kita akan merasakan manfaatnya di masa depan. Oleh sebab itu, adanya CSR diharapkan dapat membuat perusahaan menjadi sadar dalam menjaga lingkungan, mengingat kondisi lingkungan yang ada pada saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Jika tidak sekarang, lantas harus kapan untuk memulainya? Wallahu A'lam Bishshsawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun