Kehidupan semasa mahasiswa melatih seseorang untuk bisa bergaul dengan orang lain dari berbagai latar belakang. Tidak hanya untuk mengasah intelektual, tetapi juga dapat menjadi wahana untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan kematangan rohani. Kehidupan dan pergaulan dengan berbagai orang dari beragam suku, asal sekolah, tingkat kesejahteraan, dan sebagainya memerlukan keahlian untuk dapat menjalani dengan nyaman. Belum lagi usia mahasiswa yang berkisar 17-23 tahun merupakan masa penuh gejolak emosi, pencarian diri, pemantapan nilai-nilai diri sangat berpengaruh terhadap respon terhadap lingkungan. Keberhasilan melalui tahap-tahap ini akan turut berperan dalam menentukan kehidupan mahasiswa setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
Orang-orang yang berada di level pimpinan di beberapa perusahaan dan instansi pemerintah ternyata memiliki masa lalu pertemanan pada saat mereka menjadi mahasiswa. Di perusahaan tempat saya sendiri sebelumnya yang merupakan produsen otomotif terkenal di Indonesia, beberapa direkturnya adalah teman kuliah. Mereka teman kuliah dan kost sewaktu menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di Bandung. Beberapa pejabat di pemerintah kabupaten yang pernah saya ketahui juga merupakan teman seangkatan sewaktu mahasiswa. Rupanya pertemanan mereka berlanjut terus sejak mahasiswa sampai sekarang.
Teman mahasiswa saya yang dekat ada 10 orang, berasal dari kota Medan, Muara Enim, Ciamis, Karawang, Pemalang, Kendal, Pandeglang, dan Yogyakarta. Diantara kami sepertinya saling tahu kalau mahasiswa yang dari Kendal biasa dimintai tolong mencukur rambut. jadi, tiap bulan teman-teman bergantian minta cukur rambut padanya. Maklum lah, anak kost biasa berhitung jika bayar ke tukang cukur atau salon akan kehilangan opportunity beli buku atau nonton bioskop. Ada lagi yang dari Yogya biasanya jadi sasaran pinjam motor. Jika harus ketemu dosen pembimbing atau wajib lapor girlfriend mereka suka gangguin teman ini.
Ada juga yang punya keahlian pijit telapak kaki. Teman yang ini berasal dari Pemalang. Di tangan teman saya ini telapak kaki kita bisa jadi cara jitu untuk menyembuhkan pusing, perut kembung karena masuk angin. Kata Dia, orang yang sehat tidak akan kesakitan dipijit di telapak kakinya. Saya biasa membuktikan hal itu pada saat merasa masuk angin atau pusing-pusing, langsung minta pijit beliau, he he.. Meskipun meringis kesakitan saat telapak kaki dipijit, tapi langsung plong setelah selesai pijit.
Suatu kali saat memanfaatkan waktu saya berusaha cari tahu keberadaan mereka dengan bertamu ke facebook.  mereka ada yang berada di Medan (pulang kampung) dan jadi wirausaha, ada yang di Sibolga dengan posisi direktur di perusahaan properti, ada yang jadi pejabat di suatu pemerintah kabupaten di Kalimantan Tengah , ada yang jadi dosen di almamaternya, dan lain-lain. Teman yang biasa mijit saya itu kini telah menjadi guru besar..Salam. profesor..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H