Sebuah peristiwa kecil mungkin dianggap biasa saja. Tapi bagi saya, mengesankan dan membekas. Saya mengalaminya masih dalam bulan ini, tepatnya pada hari Kamis, 8 September 2011. Dompet saya sempat hilang dari saku celana panjang dalam perjalanan dari sebuah hotel di Jl. Wahid Hasyim, Jakarta ke hotel lain di Jl. S. Parman, masih di Jakarta. Melalui catatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada seseorang (kalau tidak salah, seorang pria muda) yang menemukan dan menitipkan dompet saya pada resepsionis hotel di Jl. Wahid Hasyim. Untuk sebuah urusan penting saya harus berangkat ke Jakarta.
Turun pesawat dari terminal F Bandara Soekarno-Hatta jam 16.00 wib, saya langsung menggunakan taksi carteran ke hotel di Jl. Wahid Hasyim. Sehari sebelumnya saya sudah menitipkan pesanan hotel ke staf di kantor cabang ke bagian general affair di kantor pusat dan selama ini lancar saja. Tiba di resepsionis ternyata nama saya belum terdaftar, tidak ada booking dari kantor saya-kata resepsionis. Kebetulan hotel ini lagi penuh, saya pun lapor ke Staf kantor pusat untuk minta dicarikan hotel lain Akhirnya saya dapat kamar di hotel Jl. S. Parman (lokasinya dekat acara).
Selama menunggu kabar hotel pengganti, saya manfaatkan untuk telpon dan menemui rekan sambil istirahat di lobby hotel. Begitu dapat kabar hotel pengganti, saya buru-buru naik taksi langganan (kalau ada yang tertinggal di taksi ini besar harapan dapat dikembalikan, argonya normal). Saya pun meluncur ke Jl. S. Parman. Selama perjalanan pindah hotel saya lupa mencatat nomor taksi dan nama sopirnya (jika anda naik taksi sempatkan mencatat, bisa lewat ponsel). Begitu tiba di hotel Jl. S. Parman dan sudah di depan resepsionis saya diminta menunjukkan KTP (biasanya untuk dicopy dan arsip hotel) sebelum check-in. Seperti biasa tangan kiri saya segera menyentuh saku kiri belakang celana,..plong, kok kempes tak ada dompetnya.
Tanpa berpikir panjang saya berlari ke Satpam hotel untuk meminta taksi yang mengantar saya bisa dicegat dan dihentikan sebelum pintu keluar hotel. Satpam hotel segera kontak penjaga pintu keluar, dan ternyata baru saja taksi pergi keluar hotel. Plasshh..rasanya ada yang kosong di tubuh ini. Dompet itu ada 2 kartu ATM, KTP, SIM A dan C, 2 kartu pasien RS, sejumlah uang Rp. 750 ribuan (saya tak mau kartu kredit). Kerjaan baru nich, pikir saya.
Karena saya lihat taksi di hotel tadi juga dari perusahaan yang sama dengan taksi yang saya pakai, saya minta tolong bagian concierge (selain mengurus bagasi tamu, juga panggilan taksi, dll) untuk menelpon pusat layanan konsumen taksi dan mencari taksi yang saya gunakan serta memeriksa ada tidaknya dompet saya. Saya rasa akan kesulitan buat operator tadi menanyakan dan mengeceknya. Saya pun termangu di lobby hotel sambil berpikir ulang dan mengingat langkah dari hotel pertama ke hotel kedua.
Saya menelpon hotel di Jl. Wahid Hasyim. Setelah diterima operator dan tersambung ke resepsionis, saya menyampaikan peristiwa kehilangan dompet. Harapan saya, dompet tertinggal di kursi tunggu lobby hotel tepat di depan respsionis, terlihat resepsionis atau satpam. Dompet saya memang ada di resepsionis, tapi bukan ditemukan petugas hotel. Melainkan oleh seorang tamu lain yang melihat dompet saya jatuh dan melihat saya tergesa-gesa naik taksi. Karena tidak sempat mengejar saya, dompet dititipkan ke resepsionis. Setelah diingat, memang saat saya memesan taksi di hotel pertama sempat menyapa pria muda yang lagi duduk-duduk di depan halaman hotel.
Terima kasih, ya Tuhan. Pesan saya untuk anda, tenang dalam setiap melangkah. Catat hal-hal penting selama perjalanan (terutama nomor taksi, nama hotel, no telpon, dll), pada saat mengalami kekagetan jangan lama-lama (segera pusatkan perhatian untuk menenangkan diri), tidak cepat menyimpulkan sesuatu sebelum yakin (saya sempat curiga dengan taksi). dan rencanakan dengan baik perjalanan anda (perlu rekonfirmasi atas pesanan), dan sikap ramah terhadap orang lain. Ternyata masih ada warga di Jakarta yang mengembalikan dompet temuan (isi semua utuh).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H