Mohon tunggu...
Rekso Pramono
Rekso Pramono Mohon Tunggu... -

Suka perjalanan, menikmati keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pindah Rumah Lagee..???

25 September 2011   22:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:37 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk keluarga yang berasal (atau dilahirkan dan besar) dari pulau jawa dan harus tinggal di luar jawa pada saat ini merupakan hal lumrah.  Pertama dari sisi jumlah penduduk, populasi penduduk indonesia lebih dari separuh diam di jawa.  Kedua dari sisi tersedianya lapangan kerja, besarnya luas geografis indonesia dikuasai mayoritas oleh pulau-pulau luar jawa yang memungkinkan untuk tumbuhnya usaha yang berkaitan dengan penguasaan sumberdaya alam (tambang, minyak dan gas, perkebunan, kehutanan, dll) dan usaha yang terkait dengan pelayanan masyarakat kota.  Berpindah dari kota yang satu ke kota lain, pindah rumah karena habis kontrak , atau mutasi didalam perusahaan sudah jadi hal biasa.

Kami adalah salah satu yang mengalaminya.  Pada  1 Mei 2006 keluarga kami mengharuskan pindah rumah dari rumah kontrakan lama ke rumah kontrakan baru.  Di rumah sebelumnya kami sudah menempati selama 4 tahun pada saat anak kami masih di SD. Mereka berumur 8 tahun dan 11 tahun. Rencana kepindahan kami ke rumah baru menyebabkan kegaduhan bagi anak-anak.  Mereka protes atas rencana kepindahan ini dengan alasan sudah betah di rumah sekarang, takut kehilangan dengan teman-temannya, merasa ada kesulitan untuk mencari teman baru.

Di dekat rumah kontrakan baru kami sebenarnya cukup banyak anak-anak seusia mereka yang bisa diajak berkenalan.  Kehidupan di lingkungan kami yang baru juga cukup tenang dan nyaman, karena agak sembunyi (ujung jalan buntu yang hanya ada 3 rumah, masuk 100 meter dari jalan besar).  Selain karena alasan mencari suasana baru, kepindahan kami bertujuan untuk membuat anak-anak  dapat konsentrasi belajar.  Di lingkungan lama banyak anak-anak dibiarkan orangtuanya bermain diluar rumah tanpa pandang waktu.  Hanya  waktu sekolah mereka belajar.  Sehingga saat diberi "pengumuman" rencana pindah rumah mereka keberatan : "Pindah rumah lagee..???", kata yang besar.  Adiknya bilang :"susah pa nyari temen baru !!"

Waktu berjalan terus dan tak terasa sudah beberapa kali anak-anak kami pindah rumah.  Pada akhirnya mereka mau belajar dan mencoba  bergaul dengan teman-teman barunya.  Anak yang besar saat ini sudah cukup berani mendatangi teman mayanya yang tinggal di Yogyakarta dan Jakarta untuk 'copy darat' tanpa ditemani.  Dia sekarang tinggal di Denpasar dan masih belajar hidup sendiri.  Adiknya juga tidak mau kalah, katanya mau keluar dari rumah jika nanti menginjak SMA. O ya, kedua anak kami laki-laki.  Buat kami tidak soal untuk mereka memutuskan sendiri arahnya mau kemana.  Orangtua hanya melihat dari belakang untuk menjaga arah perjalanan mereka ke tempat yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun