Mohon tunggu...
Rekasetia_
Rekasetia_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengaruh jargon dalam dunia kerja

Jika masih ingin hidup bermimpilah setinggi langit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Seni Pertunjukan Film Keluarga Cemara terhadap Perkembangan Emosi Anak

4 Juli 2022   22:02 Diperbarui: 4 Juli 2022   22:34 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kritik Seni Pertunjukan Film Keluarga Cemara Terhadap Perkembangan Emosi Anak

Film Keluarga Cemara merupakan sebuah film yang yang rilis pada tahun 2019 yang disutradarai oleh Yandy Laurens, film ini bertemakan keluarga. Pada film Keluarga Cemara ini dapat memberikan satu sudut pandang baru tentang arti sebuah keluarga. 

Keluarga merupakan ruang mengungkapkan kasih sayang serta cinta kepada orang-orang terdekat kita. Perdebatan, perbedaan pendapat, cara pengungkapan pikiran, berbagi cinta, canda, dan tawa dikemas secara rapih dalam film ini. 

Gejolak emosi dimulai saat sosok Abah yang terkena masalah. Dengan berjalannya roda kehidupan Abah (Ringgo Agus Rahman) harus mengakhiri nikmatnya duniawi begitu cepat. Ia mengalami musibah, yaitu peliknya masalah utang-piutang. Tak ada jalan lain, Abah harus ikhlas melepas semua yang diperolehnya selama ini termasuk tempat tinggalnya.

Abah tidak hanya menangung beban itu. Abah juga harus menjaga keutuhan keluarganya bersama Emak dan kedua anaknya. Jalan yang harus dilalui abah tidak lain hanya dengan bersabar. 

Sosok Abah dengan kejujuran menjadi nilai tambah . Abah harus jujur kepada kedua putrinya tentang masalah yang sedang keluarganya hadapi. Euis dan Ara yang dulunya berada di sekolah terhormat, namun kali ini berada disebuah kampung yang jauh dari kesan mewah.

Terlepas dari derai air mata dan keharuan yang bisa kamu peroleh sehabis menonton film Keluarga Cemara, nyatanya ada banyak pesan moral dan pembelajaran yang bisa diperoleh dari film yang dimainkan oleh Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir ini. 

Hal yang paling mendasar adalah bagaimana memahami psikologi perkembangan anak lewat karakter Euis. Ceritanya dalam film ini, ada pergolakan emosi dan psikologi pada tokoh Euis saat harus berpindah rumah dari kota ke kampung.

Adanya kemudahan dalam menyaksikan pertunjukan termasuk pertunjukan film, ini membuat orang tua perlu lebih meningkatkan perhatiannya pada tontonan anak. Karena, sebuah tontonan mampu mempengaruhi pikiran, kepribadian dan emosional anak. 

Perkembangan film yang semakin hari semakin luar biasa kualitasnya. Kualitas film yang baik akan mempengaruhi pikiran manusia hingga akan berdampak pada kepribadian danemosional seseorang. Gambar dan suara yang berkualitas tinggi akan membuat gambaran dan efek yang jelas pada pikiran seseorang termasuk anak-anak. 

Sebuah tampilan kekerasan yang jelas terlihat dan teriakan yang jelas terdengar ataupun tindakan baik akan tersimpan dalam memori anak baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun