Mohon tunggu...
Rekasetia_
Rekasetia_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengaruh jargon dalam dunia kerja

Jika masih ingin hidup bermimpilah setinggi langit

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengaruh Jargon dalam Dunia Kerja

3 Januari 2022   22:05 Diperbarui: 3 Januari 2022   22:28 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sudah bekerja kita pasti akan menemukan berbagai istilah atau singkatan yang sering kali digunakan untuk mempermudah dalam membahas atau membicarakan pekerjaan. Istilah-istilah itu biasanya sengaja digunakan agar lebih mudah dan cepat saat berkomunikasi dan berkoordinasi, baik langsung maupun melalui media (laptop dan smartphone). 

Seperti halnya Jargon, Jargon adalah kosakata khusus yang digunakan dibidang kehidupan (lingkungan) tertentu tetapi tidak dipahami oleh kalangan di luar kalangan tersebut. 

Penggunaan jargon dalam dunia kerja seringkali memusingkan terutama bagi pihak yang berasal dari industri berbeda. Walaupun demikian, jargon telah ada sejak dulu kala, terus bermunculan.
Sugono (2008:568) mengatakan jargon adalah kosakata khusus yang dipergunakan dalam bidang kehidupan atau lingkungan tertentu. 

Selanjutnya, Kridalaksana (2009:87) menjelaskan bahwa jargon merupakan kosakata khusus yang digunakan di bidang kehidupan tertentu, seperti yang dipakai montir-montir, guru bahasa, dan tukang kayu, sehingga kosakata tersebut tidak dipakai dalam bidang lain. merupakan kosakata khusus yang digunakan di bidang kehidupan tertentu, seperti yang dipakai montir-montir, guru bahasa, dan tukang kayu, sehingga kosakata tersebut tidak diman dosdipakai dalam bidang lain.

Berdasarkan pengamatan, dalam berkomunikasi pekerja cenderung menggunakan kosakata berbeda, singkat, lucu, dan sedikit terkesan aneh dari kata yang sering dipakai pekerja pada umumnya. Misalnya jargon pada kata jijay, kata jijay berasal dari bahasa Indonesia yang di plesetkan maknanya yaitu menyatakan rasa tidak suka (karena, kotor, dan sebagainya) sedangkan dikalangan pekerja kata jijay mengalami perubahan huruf yang sebenarnya dengan makna yang dimaksudkan oleh pengguna dikalangan perkerja. Selain jargon kata jijay, juga digunakan kata sukur. Kata sukur berasal dari kata yang berbeda yaitu kata minuman yang brarti susu kurma yang di singkat mejadi sukur. 

Disini juga terjadi perubahan makna sehingga sering terjadi salah penafsiran dalam mengartikan jargon tersebut.Apalagi ketika sedang berkomunikasi dengan orang di luar komunitas yang dimaksud.

Tanpa kita sadari, bukan hanya saat berkerja namun dalam percakapan sehari-hari kita menggunakan istilah yang hanya akrab di telinga pihak tertentu. Contohnya adalah rekan saya tersebut. Ia menjelaskan dengan berbagai istilah yang setiap hari ia dan tim pakai, istilah-istilah kitchen, yang bagi orang lain mungkin disebut sebagai "Bahasa tingkat dewa". 

Tidak ada masalah jika kita berkomunikasi dengan mereka yang memang familiar dengan jargon-jargon tersebut. Tapi menjadi masalah saat digunakan berbincang dengan mereka yang awam di bidang itu. Lalu baiknya apa yang harus kita lakukan? Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak Anda. Pertanyaan yang sama yang akhirnya saya lontarkan. Dalam satu kalimat, saya sarankan padanya agar memakai sudut pandang calon audiensnya. Apa yang ingin mereka dengar? Kata-kata apa yang akrab di telinga mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun