Barisan kita ini, kawan, kemarin sudah menunjukkan bagaimana semua orang bisa berkumpul karena kesamaan pikiran: mendukung Jokowi. Di Monas, hari Minggu kemarin, ribuan orang datang karena panggilan hati nurani. Tak ada atribut partai, tak ada bendera partai, tak ada embel-embel ormas. Semua datang karena merasa berkepentingan. Semua datang karena didorong oleh kesamaan hasrat dan kehendak. Kita semua tahu, sorenya, capres sebelah mengumpulkan massa di Stadion Gelora Bung Karno. Stadion disesaki manusia, juga disesaki oleh bendera dan atribut partai dan ormas. Mereka berkumpul karena instruksi, mereka datang karena perintah, mereka datang karena dikerahkan. Kawan-kawan kita yang lain, di tempat dan kota yang lain, juga telah, sedang dan akan melakukan hal yang sama. Di Jogja, barisan kita ini, juga akan melakukan hal yang sama. Berkumpul, menyatukan pikiran dan kehendak, untuk mendukung dan membantu Jokowi menjadi presiden Indonesia. Seperti yang sudah ditunjukkan oleh kita di Monas kemarin, kawan-kawan di Jogja juga akan melakukannya secara swadaya, secara swakarsa dan juga tanpa atribut partai, ormas dan kelompok. Partai biarlah bekerja dengan caranya sendiri. Partai biarlah bergerak dengan metode kerjanya sendiri. Mereka sudah dan seharursnya terus bergerak. Tugas kita, para relawan yang bersatu karena kesamaan pandangan dan cita-cita ini, adalah memastikan bahwa Jokowi tidak sendirian. Tugas kita, para relawan ini, adalah membantu Jokowi memenangkan kompetisi yang menentukan ini. Tugas kita, para pendukung Jokowi, adalah meluruskan yang dibengkokkan dan menerangkan yang telanjur digelapkan. Menjadi relawan bukanlah pilihan. Menjadi relawan adalah suatu tanggungjawab; untuk bersikap, bertindak, beraksi, dan berbicara kepada sebanyak-banyaknya orang tentang pentingnya memilih pemimpin yang bersih, jujur, punya visi, misi dan program yang konkrit dan tak sekadar bicara mengawang-awang. Kawan, tidak cukup lagi hanya bicara di media sosial. Tidak cukup lagi sekadar kultwit atau nge-RT meme dan twitpic. Bahkan mencoblos di hari pemilihan pun tidak lagi memadai. Ada hal lain yang bisa dan mesti mulai dilakukan: menjadi relawan yang bekerja, menjadi relawan yang bertindak, menjadi relawan yang berseru di darat, di lingkungan masing-masing, di rumah masing-masing, di kantor masing-masing, di tempat nongkrong masing-masing. Jadilah juru bicara yang meyakinkan bagi calon pemimpin yang kita dukung, Jokowi. Jadilah juru penerang yang sanggup menerangkan kebenaran yang telanjur digelapkan oleh fitnah, kebohongan dan kampanye hitam. Jadilah juru kampanye yang bisa meluruskan apa yang kadung dibengkokkan oleh hasutan dan kampanye hitam. Kita semua, kawan, kini sedang menunjukkan bagaimana politik tumbuh dan bergerak bukan oleh uang, oleh instruksi atasan atau perintah pejabat. Barisan pendukung Jokowi sedang dan telah memperlihatkan bagaimana politik hadir sebagai kekuatan masyarakat sipil, kekuatan rakyat yang bergerak secara spontan dan alami. Kita semua, kawanku, adalah barisan warga yang bersimpati, mendukung dan memilih karena hati nurani, karena akal sehat, karena kehendak yang kuat melihat Indonesia yang besar ini dipimpin oleh manusia yang bersih dan tidak punya masalah. Banyak dari kita sebelumnya adalah warga yang apolitis dan enggan terlibat dalam politik praktis. Tahun ini, pada pemilihan presiden kali ini, kita semua memutuskan untuk bersikap, memutuskan untuk terlibat, dan memutuskan untuk bertindak. Kita semua, kawan, melakukan semua ini semata karena tidak sudi negeri ini kembali dipimpin oleh mereka yang pernah berbuat jahat, mereka yang pernah bersekongkol merampas kemerdekaan anak-anak muda Indonesia. Kita semua akan, sedang dan telah mencoba merapatkan barisan karena tidak sudi orang baik dikalahkan oleh retorika yang mengawang, dikalahkan oleh basa-basi yang menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk beriklah, dan tak sudi dikalahkan nafsu berkuasa yang menghalalkan segala cara. Inilah saatnya bergerak. Tidak banyak lagi waktu, tidak banyak lagi kesempatan. Sekarang. Kini. Di sini. Di mana pun kita semua berada. Mulailah berbicara pada orang-orang terdekatmu. Pada keluargamu. Pada tetanggamu. Pada teman nongkrongmu. Pada rekan kerjamu. Bicara, katakan dan jelaskan yang sebenarnya mengenai Jokowi. Sekali lagi, bantu Jokowi menjelaskan siapa dirinya, bagaimana kepemimpinan dan prestasinya, juga program dan visi misinya. Pertama, bacalah sebanyak-banyaknya informasi yang benar tentang jokowi-JK. Â Dapatkan informasi yang benar melalui situs jokowiday.com, efekjokowi.com, Â faktajokowi.com,gulunglenganbajumu.com, dan darirakyatuntukindonesia.com. Di sana ada banyak artikel, poster, dan materi-materi kampanye yang bisa dibaca dan pelajari. Baca, pelajari dan pahami. Senjata terbaik bagi relawan dan juru kampanye adalah menguasai bahan dan topik pembicaraan. Kedua, pilih materi kampanye yang dibutuhkan di situs-situs tadi lalu download dan perbanyaklah. Selalu bawa dan siapkan materi-materi itu di dalam tas. Bawa ke mana pun dan di mana pun dalam stok yang cukup. Kapan pun dibutuhkan, materi itu bisa anda sebarkan, anda berikan, atau bahkan tempel di tempat strategis. Ketiga, gunakan materi-materi itu untuk menyampaikan fakta yang benar tentang Jokowi-JK. Mulailah dari orang-orang terdekat kita: pasangan, saudara, keluarga dan orang tua. Setelah orang-orang terdekat, mulailah ke lingkungan yang lebih besar: tetangga, komunitas, lingkungan kerja dan siapa saja yang kita temui. Keempat, sampaikan semuanya dengan santun dan menyenangkan. Hindari cara-cara hasutan. Lakukan dengan obrolan sehari-hari. Siapkan dan selalu bawa materi kampanye, berikan jika mereka membutuhkan. Inilah sedikit cara untuk membantu Jokowi menjadi pemimpin kita semua. Inilah sekelumit cara untuk merekrut pendukung baru. Inilah sejumlah cara untuk meyakinkan orang-orang untuk bergabung dengan barisan kita. 1 orang merekrut 1 orang, 1 orang merekrut 2 atau 5 orang atau bahkan 10 orang. Berapa pun orang, kerabat, tetangga atau teman yang bisa diyakinkan untuk memilih Jokowi, itu akan menjadi sangat berharga. Tidak ada suara yang akan sia-sia. Tidak boleh ada suara yang terbuang percuma. Pastikan, 1 suara kita, 1 suara kamu, berkembang biak menjadi 2, 3, 5 dan tak terhingga. Gulung lengan bajumu. Luruskan yang dibelokkan, terangkan yang digelapkan. Salam dua jari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H