Mohon tunggu...
Reka Agni Maharani
Reka Agni Maharani Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

hanya ingin menulis disini, tanpa perlu basa basi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelacur Juga Manusia

5 Juni 2010   18:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:43 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Set of vector silhouettes of a naked stripper woman with a pole.

Selama ini saya sering mendengar cerita-cerita dari teman saya yang sedang melaksanakan kegiatan Praktikumnya di suatu lembaga sosial yang menjadi rumah singgah serta menangani masalah-masalah para pekerja seksual komersil di bilangan Jakarta Utara. Berbagai macam cerita yang terjadi selama ia menjadi praktikan di lembaga tersebut ia ceritakan kepada saya. Dari mulai temannya (yang juga teman saya) sesama praktikan di sana sering di goda oleh PSK di sana karena anaknya yang pendiam dan memang lumayan tampangnya. Sampai cerita yang menyedihkan mengenai PSK yang ada di sana. Dari berbagai cerita yang teman saya ceritakan, kisah yang paling menarik dan paling mengena menurut saya adalah kisah tentang PSK yang bernama Bunga dan Citra (keduanya merupakan nama samaran).

Bunga, yang mulai bekerja menjadi PSK sejak usianya empat belas tahun sampai sekarang berusia delapan belas tahun dan sedang hamil muda. Sedangkan Citra, mulai bekerja menjadi PSK sejak usia enam belas tahun dan sekarang sudah berusia dua puluh empat tahun. Pertama saya akan bercerita mengenai Bunga. Seorang PSK yang lumayan manis wajahnya dan bodynya yang bagus (kata teman saya) awal ia menjadi PSK karena ia di tipu oleh seseorang yang mengatakan bahwa ia akan di ajak ke Jakarta di tawari kerja menjadi pembantu rumah tangga. Penipuan seperti ini memang sudah sering terjadi, terutama pada gadis-gadis desa yang masih lugu dan berpendidikan rendah. Bunga yang percaya akan omongan orang itu, mau-mau saja di ajak ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, ia kemudian di jual ke seorang laki-laki hidung belang oleh orang itu dan dari kejadian itulah yang membuat Bunga menjadi merasa dirinya kotor dan berkata, “yasudahlah mau di apain lagi. Tubuh saya sudah nista dan kotor, tidak mungkin kan tubuh saya kembali bersih seperti semula?”.

Selain itu, ia juga berkata kalau orang tuanya di kampung tidak tahu menahu akan pekerjaannya di Jakarta. Ia selalu menjawab bekerja menjadi pembantu rumah tangga di Jakarta. Bunga hanyalah seorang gadis yang mengenyam pendidikan terakhir yaitu SD kelas lima. Sekarang, ia sudah terbiasa dalam menerima berbagai macam pelanggan lelaki hidung belang. Perasaannya campur aduk, senang, sedih, bingung, ingin marah tetapi tidak bisa. Senang karena ia bisa mendapatkan uang dan bisa membantu membiayai adiknya yang masih kecil di Kampung, tetapi terkadang ia juga suka merenung dan memikirkan nasibnya. Ia merasa dirinya sudah tidak berharga lagi. Tetapi kemudian muncul kembali pemikiran bahwa uang yang ia dapatkanbisa membantu keadaan ekonomi orang tuanya di kampungnya. Sekarang, Bunga tengah hamil muda. Janin yang di kandungannya pun tidak di ketahui buah hasil sperma siapa, karena berbagai macam sperma laki-laki yang berbeda masuk silih berganti ke dalam rahimnya. Sempat ia curhat kepada teman saya, “nanti, seandainya bayi ini lahir sebagai bayi perempuan, saya tidak ingin anak saya seperti Ibunya yang bodoh dan mau di bodohi orang. Saya juga akan berikan ia nama yang Islami dan terbaik agar kelak ia besar nanti ia tidak bekerja seperti ibunya dan bisa menjadi anak yang salehah. Saya akan beri nama ia Annisa Fatima”.

Lain cerita dengan Bunga, Citra yang sekarang berusia dua puluh empat tahun hanya bisa berbaring lemas di tempat tidurnya. Ia terkena penyakit kelamin. Tidak hanya itu saja, ia juga terkena HIV. Awal Citra terjerumus menjadi PSK karena ia di paksa oleh orang tuanya. Lagi-lagi permasalahan ekonomilah yang membuat orang di butakan matanya. Orang tua Citra menjual Citra kepada seseorang yang meminjamkan uang kepada orang tuanya di kampung karena terlilit hutang dengan orang itu dan tidak bisa membayarnya. Awalnya Citra tidak mau menjadi PSK, tetapi karena orang tuanya memaksa dan mengancam, maka akhirnya dengan terpaksa ia mau dijadikan PSK. Sama halnya seperti Bunga, Citra hanya mengenyam pendidikan hingga SD saja. Akhirnya Citra pun di jual dan di bawa ke Jakarta oleh orang tersebut. Pertama Citra mendapat pelanggan, Citra selalu menolak, tetapi ia selalu di ancam oleh orang yang meminjami hutang orang tuanya. Dengan terpaksa, Citra  pun melayani pelanggan para lelaki hidung belang.

Citra bercerita, karena ia ingin melunasi hutang orang tuanya dengan cepat kepada si rentenir itu, ia sanggup menerima pelanggan sampai sebelas orang sehari semalam dan itu ia lakukan selama seminggu penuh. Tetapi ternyata, setelah hutang orang tuanya lunas, ia tidak bisa lari dari kenyataan begitu saja. Rentenir sekaligus germo Citra, tidak memperbolehkan Citra untuk pergi dari tempatnya bekerja. Ia selalu diancam akan di bunuh apabila keluar dari pekerjaannya. Mau tidak mau Citra tetap bekerja di tempat itu. Sampai akhirnya ia menyadari, ia terkena penyakit kelamin “jengger ayam” atau istilah kedokterannya yaitu kondiloma. Walaupun ia tahu ia terkena penyakit kelamin, ia masih saja menerima pelanggan, tetapi setiap pelanggan yang ia layani tidak pernah ia beritahu kalau ia terkena penyakit kelamin dan setiap pelanggan yang ia layani juga ia haruskan untuk memakai kondom.

“terkadang, pelanggan juga suka bandel tidak mau pakai pengaman. Padahal kan saya takut mereka tertular penyakit yang sama juga dari saya. Memang sih, saya tidak pernah member tahu kalau saya terkena penyakit kelamin. Apabila pelanggan saya bertanya bentuk kemaluan saya berbeda, saya bilang saja memang ada kelainan dari lahir tapi tidak apa-apa” katanya (kepada teman saya tentunya).

Sekarang, ia sudah tidak bisa menerima pelanggan lagi karena ia sudah positif terkena HIV. Awalnya orang yang menjadi rentenir sekaligus germo Citra tidak percaya kalau ia terkena HIV, tetapi setelah Citra memperlihatkan hasil tes laboratorium kepada orang itu, akhirnya Citra diperbolehkan untuk tidak menjadi PSK lagi. Semenjak itu orang tersebut berkata hutang-hutangnya selama ini telah lunas. Daya tahan tubuh Citra pun sekarang sudah semakin menurun. Berat badannya menyusut dan dia sudah sangat lemas untuk berdiri. Penyakit kelaminnya pun semakin menjadi. Sekarang Citra di rawat di lembaga tersebut.

Orang selalu mencemooh mereka. Orang selalu menganggap sebelah mata mereka, tetapi orang lain tidak tahu sebenarnya siapa mereka dan kenapa mereka menjadi seperti itu. Mungkin mereka adalah sedikit dari banyak orang di luar sana yang belum beruntung keadaannya. Cepat atau lambat, mereka akan mendapatkan kehidupan yang layak yang seharusnya mereka rasakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun