Mohon tunggu...
Reka Agni Maharani
Reka Agni Maharani Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

hanya ingin menulis disini, tanpa perlu basa basi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semangkuk Sup

28 Januari 2011   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu buah wortel panjang yang telah dipotong. Iga sapi yang telah dipotong-potong. Seikat daun bawang yang sudah dipotong sangat tipis. Satu buah kentang dipotong dadu. Kaldu, garam dan sedikit lada. Semua dimasukkan satu persatu ke dalam air yang telah didihkan terlebih dahulu. Aroma kaldu yang berbaur dengan iga sapi membubung tinggi, merasuk ke dalam indera penciuman. Sangat sederhana. Masakan sederhana, akan kuberikan kepada seseorang yang luar biasa, nanti malam. Memasak adalah keahlianku. Apapun masakannya. Aku senang membuat orang lain senang dan mengerti perasaanku dengan masakan. Bumbu-bumbu yang kumasukkan sangatlah sederhana. Tidak ada bumbu special, atau jampi-jampi. Banyak sekali orang yang menyukai masakanku. Padahal, aku tidak pernah memasak masakan yang istimewa. Semua biasa saja dimataku. Aku tidak pernah membuat masakan selain masakan negeriku sendiri, Indonesia. Aku juga sangat jarang membuat masakan selain daerahku sendiri, Jawa Tengah. Tetapi aku sangat suka makanan dari Sumatera, walaupun jarang sekali aku menyajikan santapan dari daerah sana. Kecuali masakan umum yang biasa dihidangkan di setiap rumah. Untuk acara malam ini saja, aku tidak memasak masakan yang aneh-aneh. Tidak ada masakan barat didalam daftar menu harianku. Entah kenapa, aku sangat mencintai masakan khas Indonesia. Bumbunya sangat peka, rempah-rempah yang sengit membuat lidahku menari-nari merasakan kenikmatannya. Masakan Indonesia sangat eksotis. Kali ini, bukan masakan Jawa maupun Sumatera. Aku memasak sup. Ya, sup iga sapi dengan wortel dan kentang. Padahal, malam ini adalah malam yang sangat aku tunggu-tunggu. Ia, kekasih hati, akan datang memberikan kejutan untukku. Ia tidak memberitahukan pasti, kejutan apa yang akan ia berikan kepadaku. Tetapi perkataan "kejutan" seakan membuatku sumringah sepanjang hari, ketika memasak sekalipun. Ini memang masakan sederhana, tapi ia, kekasih hati yang akan memberikanku "kejutan" malam ini pasti tahu, masakan yang kubuat adalah masakan yang mewakili perasaanku, lebih dari sekedar bahasa maupun kata-kata yang tidak bisa aku ucapkan. Masakan sudah jadi. Semangkuk sup yang dimasak penuh dengan cinta dan setulus hati sebagai hidangan utama. Di tambah dengan potongan ayam goreng kalasan, sambal serta kerupuk yang menjadi pelengkap sup iga buatanku. Satu jam lagi ia akan datang ke rumahku. Aku harus bergegas untuk berganti baju dan berdandan agar terlihat cantik dan segar dimatanya. Aku tidak mau ia kecewa datang ke rumahku. Kumantapkan diriku, ia pasti akan mencintaiku berlipat ganda setelah mencicipi masakanku. Tepat jam tujuh malam. Saatnya makan malam tiba. Selesai! Sup iga yang sudah ku buat satu jam lalu sudah aku panaskan dan aku taruh didalam mangkuk besar kemudian dihidangkan di tengah meja makan dengan dua lilin kurus-tinggi di kedua sisi. Seolah-olah candle light dinner di restoran mahal. Aku membereskan kembali rambut dan pakaianku. Menyapu lembut bagian bawah dress ku dengan tangan. Malam ini aku memakai dress berwarna merah cerah sepadan dengan pemulas bibir yang aku pakai. Aku menunggunya di teras depan rumah. Melihat jalanan, mengharapkan mobil kekasihku sampai dengan segera. Akhirnya ia sampai juga. Ia segera turun dari mobil dan mengunci mobilnya. Aku berlari kecil ke arah pagar dan segera membukakannya. Matanya terpaku kepada diriku. Ia benar-benar melekatkan pandangannya ke arahku dan tersenyum lebar sambil memberikan isyarat, "kamu cantik malam ini!". Wajahku memerah tersipu. Ia, walaupun sepulang bekerja, aura ketampanannya pun masih dapat kurasakan. Tetapi aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun. Hanya tersenyum. Kami berdua bergandengan dan segera masuk ke dalam rumah. Aku menggiringnya ke arah meja makan. Ia melihat masakan yang telah aku hidangkan. Matanya terbelalak takjub dan segera duduk di kursi yang telah kupersiapkan. "ini semua kamu yang masak?" tanyanya. Aku mengangguk.  Aku segera menyendoki sup iga buatanku ke dalam mangkuknya. Ia segera menyantap masakanku. Ia memberikan isyarat lagi kepadaku yang berarti, "masakanmu sangat enak! Malam ini saya yang sangat terkejut dengan kejutan darimu." Aku senang, sup iga sederhanaku dimakan dengan lahap olehnya. Sepertinya ia juga merasakan bumbu lain di dalam sup itu. Kasih sayang yang telah aku campurkan ke dalam sup itu. Kami berdua menikmati makan malam dalam suasana yang sangat hangat. Selesai menyantap makanan, ia mendekatiku. Ia mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah kotak kecil berwarna hitam berbahan beludru. Didalam kotak itu terdapat cincin emas putih yang berkilau dengan mata berlian kecil di tengahnya. Ia bertekuk lutut di dekatku dan berbicara memakai bahasa isyarat, "maukah kamu menikah dengan diriku? Dan selalu menghidangkan sup iga special buatanmu disetiap malam kita makan bersama? Aku sangat mencintaimu, Anggun. Kamu sempurna, tidak ada kecacatan sedikitpun di mataku." Aku terperangah. Ini benar-benar kejutan. Ia serius akan menikahiku. Aku tidak percaya. Ia mau denganku, seorang gadis yang tidak sempurna. Seorang gadis bisu dan tuli. Mungkin ia tidak pernah mendengarku berbicara dan aku juga tidak pernah bisa mendengar dunia, tetapi masakanku menjadi wakil yang dapat menyatakan betapa aku sangat mencintainya dan mencintai orang-orang sekitarku yang masih menghargaiku yang mempunyai kecacatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun