Mohon tunggu...
Reka Erka
Reka Erka Mohon Tunggu... -

introvert women

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rujak Sepet Pedes Manis

10 Maret 2012   15:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masih dengan seragam SMU, aku dan Era sahabatku tak langsung pulang sekolah. Kami putuskan makan rujak ditempat pak Kumis. Sering kami lakukan itu sebelum pulang ke rumah atau ketika iseng tunggu les di sekolah.

Belum sempat menghabiskan rujak kami, seorang laki-laki berperut buncit terbanting-banting masuk ke kafe tenda itu. Langsung duduk tanpa permisi di depan kami. Kutendang kaki Era, dia kaget hingga kacamatanya melorot. Maaf, terlalu keras menendang. Habis ada buaya datang.. matanya menatap kami satu persatu. Sialan.

“Ai ai..cantik-cantik ni gadis! Ke Kaliurang yuk Dik,” katanya sambil menatap kami dengan liarnya. Nafsu makanku langsung melorot ke titik terendah.

“ Ayo..ayo teruskan makannya. Mau nambah? Nanti Mas yang bayarin.” Tawarnya. Demi mendengar dia menyebut dirinya dengan sebutan Mas, mual perutku. Ingin kutumpahkan sisa rujakku ke mukanya. Dasar hidung belang, tuaan dia daripada bapakku. NarsisamatmenyebutdiriMas, iih amit-amit!

Aku dan Era siap-siap kabur. Laki-laki itu mengeluarkan sebuah kartu nama. Diangsurkannya ke dekat kami.

“ Nih, kartu nama Mas. Mas ini dosen lho..” promonya tanpa diminta. Siapa yang nanya?

“Ayo simpan kartu itu!” perintahnya memaksa. Aku ambil kartu nama itu, untuk kujatuhkan ke kolong meja. Sempat kubaca sekilas. Betul, dia seorang dosen. Di sebuah universitas ternama.

“ Maaf, Pak. Kami masih ada les. Permisi.” kataku serentak berdiri dengan Era. Lari sekencang mungkin dari tempat itu. Lewati gang-gang sempit. Kabur dari pria tua itu.. Sory, kami bukan ciblek. Kami kapok makan rujak ditempat pak Kumis lagi.Sampai kini aku masih ingat nama lelaki itu...

Terban,….1991..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun