Pada awalnya teritori ISIS di Irak dan Suriah seluas wilayah Inggris (Britain). Setelah dilakukan operasi militer selama 4 tahun terakhir di Suriah oleh berbagai pihak dengan dukungan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, teritori ISIS menjadi terus mengecil hingga di tahun ini menjadi seukuran desa di Suriah bagian Tenggara.Â
Bahkan pada akhir Oktober 2019 Pemerintah AS secara resmi menyatakan telah berhasil menewaskan pimpinan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.Â
Meski demikian, bukan berarti ISIS telah lumpuh karena organisasi dan gerakan radikal berdasar ideologi ISIS telah menyebar di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara.
- Peristiwa Marawi, Filipina Selatan (2017) -
Dua tahun sebelum terjadi peristiwa penusukan Menkopolhukam RI, negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia, yaitu Filipina, mendapat serangan yang sangat serius oleh para radikalis ISIS.Â
Kelompok teroris/radikalis Maute Group sempat menduduki Kota Marawi, serta melakukan penyanderaan dan pembunuhan terhadap pendeta dan warga sipil. Presiden Duterte pun memberlakukan status darurat militer kurang dari 24 jam setelah gencatan senjata antara kedua pihak dimulai.
Tak dapat dielakkan, kontak senjata antara Armed Forces of the Philippines (Angkatan Bersenjata Filipina) melawan Maute Group beserta kelompok teroris dan separatis yang menjadi afiliasinya (ISIS, Bangsamoro Islamic Freedom Fighters dan Abu Sayyaf Salafi) berlangsung selama 5 bulan terhitung sejak 23 Mei 2017.
Sebagai akibatnya, terdapat 1.233 korban jiwa dari kedua pihak (87 di antaranya warga sipil), lebih dari 1.400 korban luka, dan hampir 1,1 juta warga sipil mengungsi ke wilayah di sekitarnya.Â
Setelah peristiwa berakhir, terdapat lebih dari 5.000 gedung/bangunan rusak, dan kerugian secara ekonomi diperkirakan mencapai US$ 1,4 milyar (20 triliun rupiah).
Dalam peristiwa tersebut, terdapat 8 teroris/radikalis asing yang terbunuh, diantaranya telah teridentifikasi merupakan warga negara Malaysia, Indonesia, Arab Saudi, Yaman dan Chechnya. Selain itu, terdapat 12 teroris/radikalis yang tertangkap hidup-hidup, termasuk diantaranya warga negara Indonesia.
Peristiwa Marawi tersebut menandakan regionalisasi ISIS di Asia Tenggara. Pelaku yang terlibat diketahui berasal dari multi negara, begitu juga aliran pendanaan (yang diketahui kemudian) berasal dari multi negara.Â