Mohon tunggu...
Reka Yuliana Nor
Reka Yuliana Nor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional-Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Perilaku Konsumerisme K-Popers, Dampak dari Kapitalisme?

14 Maret 2023   09:36 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:37 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Adam Smith, kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang digambarkan dengan hak milik pribadi melalui alat produksi serta pendistribusian yang berguna untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dalam keadaan yang kompetitif. Di lain sisi, sistem ekonomi kapitalis merupakan sebuah sistem yang memberikan keleluasaan teruntuk aktor-aktor ekonomi dalam menjalankan aktivitas ekonomi untuk keperluan individu maupun sumber daya ekonomi serta faktor produksi. Dalam memperluas pasarnya, kepentingan kapitalis tak hanya menawarkan produknya di dalam negeri saja, namun juga ke luar negeri. Lalu kapitalisme memanfaatkan teknologi serta ilmu pengetahuan untuk menunjang pasarnya yang dipengaruhi oleh globalisasi.

            Pada zaman modern ini, penyebaran budaya Korea sangat mudah dijangkau oleh siapa saja karena teknologi membuat antarnegara menjadi serasa tanpa sekat. Saat ini, dunia global sedang menghadapi budaya Korean Wave yang merupakan kultur pop dari negeri ginseng, Korea Selatan. Gelombang Korea ini menyebarkan budaya dari Korea Selatan melalui bidang musik, industri drama/film, trend fashion, kecantikan, dan entertaint. Korean Hallyu tidak dapat terlepas dari budaya K-Pop yang merupakan industri entertaint yang saat ini sedang populer di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia.

            Pada awalnya, kultur K-Pop mulai mendapat perhatian saat munculnya lagu Nobody dari Wondergirls pada tahun 2008. Lalu berlanjut ketika perilisan lagu Sorry-Sorry yang dinyanyikan oleh boygroup Super Junior yang rilis pada tanggal 9 Maret 2009 yang pada saat ini lagunya masih digemari serta telah mendapat views 140 juta lebih di platform YouTube. Semenjak itu, banyak remaja yang mulai tertarik dengan industri K-Pop ini yang hingga sekarang semakin bertambah penggemar dan peminatnya.

            Korean Pop yang saat ini sedang booming mempunyai pengaruh di dalam bidang industri. Apabila berbicara mengenai K-Pop, maka para penggemarnya pasti tidak asing dengan barang yang berkaitan dengan K-Pop yaitu album, poster, photocard, lightstick, serta barang sehari-hari seperti tas, baju, topi, boneka, cangkir, gantungan kunci, dan lain-lain yang saat ini banyak diminati oleh penggemar idola korea. Produk yang sangat beragam ini lalu dipasarkan ke banyak negara.

            Para penggemar juga seringkali membeli produk-produk yang di iklankan oleh idolanya, antara lain merchandise official, skincare, parfum, maupun barang-barang yang berkaitan dengan idolanya. Dengan membeli produk tersebut, penggemar merasa senang sebab keinginannya terpuaskan walaupun kesenangannya tersebut sifatnya sementara. Produk maupun barang yang dibeli pun mempunyai rentang harga yang murah hingga relatif mahal yang kemudian timbul adanya perilaku konsumtif. Tak jarang, para penggemar membeli barang hanya didasarkan pada keinginan, bukan kebutuhan. Menurut Fitriyani, adanya sikap konsumerisme ini akan memicu kecemburuan sosial, menekan kesempatan dalam menyimpan uang (menabung), serta kurang mempertimbangkan hal-hal yang dibutuhkan di masa mendatang. Terkadang, perilaku konsumerisme serta pemborosan tersebut dilakukan secara sadar, namun mereka menganggapnya sebagai suatu usaha dalam mendukung idola favoritnya.

            Disisi lain, biasanya dalam suatu penggemar ini memiliki suatu komunitas yang terbentuk atas dasar mempunyai kesamaan terhadap grup yang diidolakan atau bisa dikenal dengan sebutan Fandom. Komunitas penggemar ini tidak hanya ada di satu negara, melainkan di banyak negara. Indonesia, merupakan negara yang memiliki penggemar idol korea terbanyak. Maka tak heran di Indonesia ini memiliki bermacam-macam fandom. Salah satunya yaitu fandom NCT yang dikenal dengan sebutan NCTzen atau jika dalam bahasa korea, disebut dengan sijeuni. NCT banyak melakukan promosi di banyak negara dalam mencapai target pasarnya tak terkecuali di Indonesia. Salah satu boyband asal negeri ginseng ini sukses menggaet banyak penggemar di Indonesia dengan meluncurkan lagu yang terbilang cukup unik.

            Tak dapat dipungkiri jika NCT bukan hanya bergerak pada bidang ententaint namun juga sebagai Brand Ambassador. Saat ini, NCT banyak melakukan kerjasama dengan local brand di Indonesia. Beberapa produk lokal yang telah disponsori oleh Group Kpop NCT, antara lain:

  • Produk kopi Neo Coffe yang di Brand Ambassador oleh Wong Lucas, salah satu member NCT/WayV, penjualannya meningkat ditambah dengan adanya hadiah photocard edisi terbatas.
  • Produk minuman kemasan Nu Green Tea, di Brand Ambassador oleh grup NCT 127, produk ini banyak dibeli karena pada kemasan botol terdapat gambar member NCT 127 yang diincar oleh penggemarnya untuk dijadikan koleksi.
  • Produk mie instan Lemonilo, di Brand Ambassador oleh grup NCT Dream, produk ini banyak dibeli karena adanya hadiah photocard di dalam kemasan Lemonilo jika beruntung.
  • Produk skincare Somethinc di Brand Ambassador oleh grup NCT Dream, produk ini banyak dibeli karena adanya hadiah satu set photocard pada pembelian set bundle serta kesempatan Online Event bersama member NCT Dream.
  • NCT 127 menjadi Brand Ambassador aplikasi Blibli.   

            Tak hanya sebagai Brand Ambassador, NCT juga seringkali diundang pada beberapa acara TV lokal, seperti NCT Dream yang kerap kali diundang pada acara di Trans Tv, NCT 127 yang pernah diundang pada salah satu acara penghargaan pada saluran SCTV, serta WayV yang pernah diundang pada salah satu acara penghargaan di saluran RCTI. Dengan mengundang Boygrup asal Korea, hal tersebut tentunya menarik perhatian serta antusiasme penggemarnya khususnya di Indonesia.

            Dapat dilihat bahwa kapitalisme tidak selalu menghasilkan dampak buruknya saja, namun juga memiliki dampak positif. Kapitalisme akan selalu berupaya melakukan kerjasama untuk memperluas pasar dan mendapatkan banyak keuntungan. Apabila dilihat dari maraknya fenomena K-Pop yang sekarang merajalela di Indonesia, yang kemudian diwujudkan dengan adanya kerjasama dalam memasarkan produk lokal, hal tersebut sangat menguntungkan karena produk lokal berpotensi menjangkau pasar global. Di sisi lain, adanya kerjasama tersebut juga dapat menciptakan branding yang baik antara yang mengiklankan dan yang diiklankan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun