Mohon tunggu...
Reka Putra
Reka Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Pernah menjabat Presma BEM KBM IAIN Raden Intan Lampung dan Ketua Umum PMII Cabang Bandar Lampung, saat ini menjabat Ketua PW IPNU Provinsi Lampung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Way Rarem Riwayatmu Kini

7 Mei 2012   10:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:36 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat waktu kecil, dahulu, betapa ramai dan indahnya objek wisata ini. hamparan air bendungan yang bergelombang diterba angin. bukit hijau dari kejauhan dan dingginya cuaca menambah nyamannya pengunjung yang sedang berekraesi ditempat ini.

Binantang-binatang langka yang jarang dijumpai menambah semaraknya tempat ini. belum lagi beraneka ragam maianan untuk kalangan anak-anak membuat siapapun sangat betah di bendungan terbesar di lampung ini.

Masih ingat betapa heroiknya ketika datuk bercerita bagaimana insinyur-insinyur jepang membangun bendungan yang samapai saat ini masih berdiri kokoh. sungai-sungai besar yang mengali didaerah lampung utara dipertmukan dan disulap jadi bendungan yang cukup membanggakan masayakata lampung.

Disamping sebagai tempat objek wisata, bendungan ini sampai saat ini masih menjadi urat nadi para petani untuk mengaliri sawahnya di bebrapa kabupaten di lampung.

Tapi ironis, saat ini bendungan ini tidak seindah dahulu. ketika memasukinya tak tampak lagi bahwa tempat ini dahulu merupakan salah satu objek wisata utama di bagian utara di provinsi lampung. kumuh dan rumput ilalalang yang tinggi dan sampah berserakan menambah enggan pengunjung yang masuk ditempat ini.

Selain ketakutan pengunjung ditempat ini, akibat keamanan yang tidak terjamin juga belum konsistennya pemerintah menjadikan tempat ini kembali sebagai objek wisata utama di lampung utara.

Sebagai orang yang pernah mengaguminya, maka saya hanya bisa bilang "way rarem riwayatmu kini"...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun