teh kaskara. "Pemilihan pembuatan teh kaskara untuk mengurangi limbah kulit kopi di Desa Rejoagung sebenarnya karena saya melihat potensi ekonomi yang bagus" ujar salah satu mahasiswa KKN. "Apalagi kalau nantinya program kerja ini berkelanjutan dan masyarakat menciptakan kombinasi-kombinasi rasa lain dari teh kaskara ini".
Bondowoso, 14 Agustus 2024 - Pemanfaatan limbah kulit kopi oleh Mahasiswa KKN tidak hanya sebagai pupuk kompos, namun juga menjadi minuman yang kaya akan nutrisi, yakniSedikit berbeda dengan pupuk, pembuatan kaskara ini membutuhkan keuletan agar nutrisi dan kandungan dari kulit kopi tidak hilang. "Buat teh kaskara ini itu emang susah susah gampang" ujar Om Rizal salah satu pemilik UMKM Kopi di Desa Rejoagung.
Teh kaskara menawarkan cita rasa unik dengan nuansa buah-buahan seperti mangga, kismis, dan apel tanpa rasa pahit seperti kopi. "Hmm kayak fruity gitu ya rasanya, seger terus ada sedikit hint rasa rosella juga" ucap salah satu mahasiswa KKN.
Dalam pembuatan teh kaskara, mahasiswa KKN bekerja sama dengan UMKM setempat yang berperan sebagai local champion atau penerus keberlangsungan program kerja ini. Kerja sama ini baik dari penyediaan bahan baku, pembuatan, hingga pemasaran. Mahasiswa dalam program kerja ini juga banyak berdiskusi, mengingat warga setempat memiliki implementasi ilmu perkebunan lebih dari kami.
Bahan utama yang diperlukan untuk membuat teh kaskara sebenarnya hanya ceri kopi yang berwarna merah. Adapun bahan lainnya adalah para-para atau tempat penjemuran dan selipan. Setelah semua bahan terkumpul, ceri yang berwarna merah dibilas dengan air dan dipisahkan antara kulit kopi dengan bijinya. Proses ini harus terjamin kebersihannya, karena kulit kopi tidak akan dicuci lagi agar cita rasanya masih kuat.
Om Rizal mengatakan, "Sebenernya kalau mau cepat, boleh pemisahan kulit kopi dari bijinya itu pakai selipan, cuman harus dipastikan aja selipannya bersih apa nggak. Lebih enak itu kalau kalian manual pakai tangan, ya emang lama, tapi nanti hasil kulit kopinya itu bersih dan utuh-utuh, beda banget sama kulit kopi yang hasil selipan".
Kulit kopi kemudian harus langsung dijemur agar tidak busuk. Proses penjemuran harus dibawah sinar matahari langsung dengan durasi waktu 2-3 hari. Apabila kaskara sudah kering dan tercium bau yang segar, maka kaskara siap untuk diseduh. "Ini berhasil sudah, baunya sudah keluar dan kering, tinggal kalian coba buat sana tehnya" ujar Bu Saleh salah satu masyarakat Desa Rejoagung.
Meskipun teh kaskara ini memanfaatkan limbah, namun kandungannya sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Teh kaskara memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, seperti polifenol dan tanin, yang dapat membantu mencegah berbagai penyakit, seperti jantung dan diabetes. Selain itu, teh kaskara juga mendukung pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan, menjadikannya pilihan minuman yang tidak hanya lezat, namun berdampak baik bagi kesehatan.
Dengan adanya produk teh kaskara dari Desa Rejoagung ini semoga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan, mengingat teh kaskara ini mulai dilirik oleh pasar lokal maupun internasional.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H