Rejoagung, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh penumpukan limbah kopi yang selama ini menjadi isu krusial di daerah tersebut. Partisipasi aktif masyarakat setempat menjadi bukti nyata atas keberhasilan program ini.
Bondowoso, 2 Agustus 2024 -- Mahasiswa KKN UMD UNEJ kelompok 123 berhasil melaksanakan sosialisasi pembuatan pupuk organik dari limbah kulit kopi di Balai DesaDalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) memberikan penyuluhan mengenai teknik pembuatan pupuk organik yang praktis dan ekonomis. Bahan-bahan yang diperlukan, yaitu kulit kopi kering, air cucian beras, EM4, dan gula merah, mudah diperoleh masyarakat. Setelah semua bahan dicampurkan secara merata dan difermentasi selama kurang lebih dua minggu, pupuk organik siap diaplikasikan pada tanaman.
"Kami memilih kulit kopi sebagai bahan utama karena banyak limbah kulit kopi yang belum termanfaatkan di desa ini," ujar salah satu mahasiswa KKN. "Selain itu, pupuk organik dari kulit kopi sangat baik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas hasil panen serta mudah membuatnya."
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari kelompok tani, perangkat desa, hingga warga masyarakat. Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi penyuluhan.
"Di rumah saya limbah kulit kopinya banyak hingga menumpuk dek, pakai aja itu buat praktek pembuatan pupuk organik dari limbah kulit kopi, eman itu daripada tidak dipakai sama sekali dan semakin menggunung nantinya" ujar Bapak Dimas, salah satu warga yang rumahnya menjadi lokasi praktek pembuatan pupuk. "Buat disini saja tidak apa-apa dek, saya senang rumah saya dapat digunakan untuk praktek pembuatan pupuk organik dari limbah kulit kopi saya yang menggunung"
Setelah sesi penyuluhan di balai desa, peserta diajak untuk melakukan praktek langsung pembuatan pupuk organik di rumah Bapak Dimas. Hal ini bertujuan agar peserta lebih memahami proses pembuatan pupuk organik dan dapat mempraktekkannya sendiri di rumah.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat Desa Rejoagung semakin sadar akan pentingnya penggunaan pupuk organik. Selain ramah lingkungan, pupuk organik juga dapat meningkatkan kualitas hasil panen dan pendapatan petani serta mudah membuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H