Belajar bersama Kognisi.id dalam kolaborasi Jurnalime Berkebangsaan sangat menantang. Belajar secara online dalam group Whatsapp dan Google Classroom ini terbingkai dengan manis dalam program-program pilihan. Ada tiga pilihan program yang bisa kita pilih.Â
Program tersebut adalah: "Bagaimana Caranya Menulis Seperti Wartawan", "Menciptakan Konten Kreatif dan Memperluas Jangkauan Bisnis Melalui Blog", serta "Membuat Storytelling Sesuai Kaidah Jurnalistik Untuk Konten Kreator". Â Bersama dengan Kognisi.id dan PGRI kolaborasi Jurnalisik Berkebangsaan (JK) makin membuka cakrawala guru untuk lebih kreatif demi meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satu program yang menarik saya adalah "Bagaimana Caranya Menulis Seperti Wartawan". Dalam sesi onboarding kita harus menyimak beberapa video yang ada di Google Classroom.Â
Dalam video yang dibawakan oleh Bapak Heru Margianto begitu jelas dan lengkap dipaparkan materi tentang jurnalisme. Beliau yang merupakan Managing Editor Kompas.com menyampaikan apa itu kode etik jurnalistik, bagaimana menulis berita yang menarik, juga peranan jurnalistik, dipaparkan dalam video dengan jelas dan lengkap. Dan tantangan buat peserta di sini, kita harus fokus dalam menyimak setiap video. Karena akan ada pertanyaan di setiap video.
Selanjutnya adalah tantangan menulis seperti wartawan wajib saya coba. Untuk sesi "JK-PGRI-BERAKSI Challenge" saya ingin memaparkan materi yang menyangkut dunia pendidikan.Â
Di abad-21 pembelajaran yang menarik dan inovatif sangat dibutuhkan. Untuk menjawab tantangan digital era tentunya inovasi pembelajaran harus bertumpu pada penggunaan teknologi yang optimal. Tepat sekali tantangan BERAKSI yang merupakan akronim dari Belajar dan Berkreasi sangat tepat bagi guru dan siswa.
Dalam salah satu tugas menulis atau membuat video konten tentang BERAKSI menjadi challenge yang cukup menantang. Ini tentunya tema yang sangat tepat untuk pendidikan di digital age.Â
Terlebih dengan hadirnya kurikulum baru, Kurikulum Merdeka. Di mana semua warga sekolah harus bisa menciptakan teaching learning process dengan makin mengasyikkan dan menyenangkan. Diharapkan siswa lebih senang belajar dan nantinya akan lahir generasi milenial yang tangguh menghadapi Global Era.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum mereka sendiri, sehingga mereka dapat menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan lingkungan mereka sendiri. Dalam konteks ini, inovasi pembelajaran dengan mengembangkan proyek dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengintegrasikan konsep-konsep kurikulum dengan pengalaman dunia nyata.
Ini makin menarik di mana dengan adanya kebebasan masing-masing sekolah untuk bisa mengembangkan kebutuhan atau kepentingan siswa. Sekolah bisa menentukan dan  mengembangkan proyek pembelajaran. Tentunya ini membutuhkan banyak kesiapan dari masing-masing sekolah. Dari identifikasi maasalah, tujuan pembelajaran, riset dan kajian literatur, melaksanakan proyek dan evaluasi proyek. Rencana proyek pengembangan pembelajaran tentu membutuhkan banyak perhatian. Seperti mencakup jangka waktu, biaya maupun sumber daya lain.