Mohon tunggu...
Rejeki Tambun
Rejeki Tambun Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang mahasiswa teknik elektro di Universitas Gajah Mada Yogyakarta,yang mempunyai keinginan saling berbagi pengalaman dan informasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa yang Salah dengan Saya?

15 Oktober 2015   23:42 Diperbarui: 16 Oktober 2015   00:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2012 merupakan tahun masuk saya ke kampus sudah saya impikan mulai dari SMA yaitu UG#

Banyak orang yang menyampaikan bahwa ilmu dan pengetahuan orang-oarng disana jauh lebih dalam jika dibandingkan dengan kampus tetangga. Pastinya itu semua tidak lepas dari tenaga pengajar atau lebih dikenal dosen, jadi kesimpulan sementara adalah ilmu dosen di UG# sangat dalam dan bagus,

Masuk ke kelas, membuat saya teringat akan alasan mengapa kampus UG# ini masuk dalam daftar kampus terbaik yaitu dosennya yang luar biasa.

Di pertemuan pertama dosen-dosen yang masuk mulai membukakan mata hati dan pikiran bagaimana kehidupan seorang mahasiswa namun ada juga memang dosen yang kurang pintar dalam mengajarkan materi.

Intinya diawal pengajaran kita akan merasa sangat beruntung dengan apa yang kita punya sekarang (sebuah kursi di kampus terbaik ), dosen yang saya miliki disini memiliki jiwa kebangsaan yang baik karena mau memberikan hati dan jiwanya untuk mengajarkan orang tentang “kebenaran” dan mereka memberikan banyak inspirasi lewat pembelajaran di kelas.

Tapi

Apakah itu semua cukup untuk mencantumkan nama UG# sebagai kampus terbaik?

Saya rasa tidak

Tidak dengan sebagian dosen yang tidak niat mengajar

Tidak dengan dosen yang kurang membimbing mahasiswa bimbingannya

Tidak dengan banyaknya mahasiswa angkatan tua yang belum mendapatkan gelar sarjananya

Tidak dengan fasilitas belajar yang kurang (kurangnya lokasi untuk melakukan diskusi/bertatap muka)

Tidak dengan dosen yang masih kurang dalam menyebarkan ilmunya lewat tulisan yang bisa dibaca mahasiswanya

Tidak dengan dosen yang selalu memberikan penilaian secara subjektif bahkan tidak masuk akal

Maaf kalau saya menulis ini, tapi apa daya seorang mahasiswa yang baru belajar teori tentang menulis dan langsung mempraktekkannya. Kampus kita juga memberlakukan metode yang sama setahu saya .

Tulisan ini bermaksud menyudutkan salah satu pihak namun hanya memberikan gambaran yang saya rasakan.

-zax

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun