Di kutip dari laman bbc news, terdapat 3.860 kasus kekerasan pada perempuan di ranah komunitas, sebanyak 2.183 kasus atau 56%-nya adalah kasus kekerasan seksual berupa perkosaan, pencabulan, pelecehan seksual dan paksaan berhubungan badan.
Selamat siang sobat” semuanya,,,, pastinya udah tau kan pembahasan kita kali ini tidak jauh dari seksual, yups seksual, jika berbicara tentang konten tentunya yang mengkonsumsi konten yang berbau seksual sudah verbal, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa, hal ini di pengaruhi oleh mudahnya akses untuk mencari dan mengunduh konten” tersrbut di dunia maya, serta kurangnya pengawasan dari orang tua yang di manfaatkan oleh anak” untuk mengakses hal” yang bersifat porno. Sedikit penjelasan yang mengarahkan kita ke topik utama yaitu seks, di masa moderenisasi ini seks bukanlah hal yang tabu lagi untuk di bahas, kita merujuk pada kasus” yang berkaitan dengan kekerasan dan pelecehan serta penyimpangan” yang terjadi di dalamnya.
Topik pertama kita adalah mencari sumber masalah, kenapa terjadi begitu banyak kasus kekerasan seksual bahkan tak jarang di sertai dengan pembunuhan? Kembali kepada lingkungan kita masing”, yuk kita tilik sedikit masuk ke lingkungan tempat kita tinggal, apakah yang bisa anda temukan? Fakta” yang saya temukan sungguh mengejutkan, dari beberapa gerombol anak remaja yang sedang berkumpul saya lihat dan saya bongkaar konten di dalam handphone mereka, rata” semua berisi tentang konten yang berbau porno, seperti vidio dan gamabr” yang tidak pantas, nah,,, kita sudah mnjumpai akar masalah kita, sekarang kita buat meruncing, dari konten” yang bisa mereka konsumsi, apa dampak dari itu? Jika mereka terdesak dan ingin melampiaskan rasa/ keinginan untuk meniru / melakukan hal” yang negatif karena dampak konten porno, siapa yang akan menjadi media pelampiasan? Akhirnya mereka yang SUDAH TIDAK KUASA menahan hasrat, gelap mata dan mencari korban seperti anak kecil di bawah umur, dan remaja perempuan.
Sebenarnya banyak sekali kesalahan” yang memang ada di lingkunag kita namun tidak di sadari oleh masyarakat, atau bahkan ada unsur pembiaran yang di lakuakn dengan alasan itu masih dalam lingkup AMAN, mari kita kembali kepada diri kita masing” kita benahi hal” kecil di lingkungan keluarga, seperti pembatasn pemakaian gadged pada pelajar, meberi nilai” agamis dan menjauhkan anak” dari pergaulan” yang bisa merusak mereka, memberi pendidikan seks, ini yang sagat sering sekali saya bahas, ibu,,, bapak,,, para pembaca yang cerdas,,, pendidikan seksual bukan selalu mengajarkan kepada anak” tentang bagaimana cara melakukan hubungan seksual, bukan menunjukan gambar / konten” yang bersifat negatif,, kita tuntun mereka untuk mengetahui, apa sih dampak jika kalian melakikan ini? Kenapa kalian tdak boileh melakukaya? Penting juga jika kalian para orang tua menjelaskan kepada anak” kalian tentang bahaya dan macam” PMS (penyakit seks menular)
Kita masuk ke pembahasan yang selanjutnya, PENYIMPANGAN SEKSUAL, Di dalam kehidupan masyarakat menjaga nilai norma dan adat istiadat masih di pegang kuat oleh orang” kita, berbicara mengenai penyimpangan seksual, tentunya hal itu bertentangan dengan adab dan norma dalam masyarakat, namun hal ini memang ada, contohnya hubungan sesama jenis, pedofilia sampai yang saat ini tengah banyak menjangkiti anak” remaja adalah masturbasi. Ha?masturbasi merupakan penyimpangan seksual? Iya... di katakan peyimpangan seksual karna kegiatan ini merujuk pada aksi memuaskan diri sendiri dengan cara tertentu, jika hal semacam ini di lanjutkan sampai pada tahap kecanduan, tentunya akan merusak kondisi psikis dan menurunya daya ingat serta melemahnya rangsangan untuk di sentuh pasangan, kondisi tentu sangat tidak di inginkan oleh para orangtua. Lalu bagaimana dengan hubungan sesama jenis?
Apakah hal semacam ini bayak terjadi di lingkungan kita? Yups menurut dari nara sumber yang saya wawancarai, hubungan sesama jenis memang banyak terjadi di tengah masyarakat, namun para pelakunya banyak yang bersembunyi di balik topeng, mungkin ini karena mereka takut melanggar norma di dalam masyarakat, dan bahkan banyak di antara mereka yang TERPAKSA menikah hanya karena tuntutan masyarakat, inilah yang nantinya akan menjadi sumber masalah baru, sebenarnya jika harus berbicara tentang bijak/ tidaknya hal ini, kembali kepada pribadi masing” para pelaku hubungan sesama jenis bukan untuk di jauhi dan di hindari, mereka hanya terperangkap di jalan yang kurang benar, seharusny masyarakat sadar dan mengakui keberadaan mereka untuk sama” merangkul dan mengarahkan mereka untuk kembali kepada kodratnya, buka tidak mungkin jika kita bersama” melakukan penyuluhan, mengadakan seminar” tentang seks di asyarakat, tentunya pemerintah harus ikut campur dalam menagani ini, campur tangan dalam arti ikut serta dalam menyediakan fasilitas, para instruktur dan pesikolog jikalau di perlukan, supaya dapat mempelajari perilaku masyarkat dan penyimpangan seks di dalamnya.
tambahan: orang tua berperan penting dalam menangani perilaku penyimpangan seksual, orang tua harus tau mengarahkan dan mendidik dengan benar, bukan hanya menuntut untuk menjadi benar, mereka tidak bersalah, mereka hanya segelintir orang" yang perlu kita bimbing bersama, dan pada akhirnya mampu menjadi orang yang benar.
Enouhg? Ya cukup sudah pembahasan tentang materi kali ini, tak bosan” saya arahkan untuk mengambil sisi positif dan buag sisi negatifnya.....
Ok see you,,, salam hangat reja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H