Jika kita bicara Pemilihan Umum pada tahun 2024 nanti dengan melepaskan sebentar pikiran kita dari kepentingan, dengan tulus, sampailah kita kepada pertanyaan, apa yang diharapkan rakyat Indonesia dari Presidennya? Presiden seperti apa yang paling tepat untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan di situasi pasca pandemi Covid-19?
Psikologi politik mempelajari aktivitas manusia terutama dari eksternal (sosial, lingkungan fisik, peristiwa, gerakan massa) dan internal (fisik, mental, kesehatan emosional dan kesejahteraan) emosi pribadi. Debat psikologi politik tidak terlepas dari debat kepribadian dan politik. Kebutuhan akan kekuasaan dan kontrol merupakan ciri kepribadian yang dipelajari, terutama yang berkaitan dengan pemimpin.
Psikologi politik menggunakan dua perspektif secara terintegrasi untuk menggambarkan perilaku aktor politik. Personality and Politics (1969) yang ditulis Fred Greenstein menjelaskan bahwa (1) tindakan yang ditampilkan seseorang merupakan hasil dari dua hal utama, yaitu karakteristik pribadi dan lingkungan tempat orang itu berada; (2) semakin kabur dan tak terstruktur lingkungan, semakin besar karakteristik pribadi pemimpin memengaruhi tindakannya.
Dalam survei yang dilakukan LP3ES pada 8 sampai 15 April terhadap 1.200 responden di 34 provinsi, Prabowo Subianto dikalahkan oleh Anies Baswedan yang berada di urutan pertama dalam hasil survei tentang lima tokoh paling banyak akan dipilih pada Pilpres 2024. Sedangkan, dari survei yang dilakukan Litbang Kompas sejak 13-26 April 2021 terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak, Joko Widodo berada diperingkat atas, disusul oleh Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Melihat persentase ini, masih banyak orang yang tidak tahu siapa yang ingin mereka pilih di masa depan. Jumlah responden yang tidak menjawab/merahasiakan jawabannya bahkan lebih tinggi dari jumlah suara sebagian besar nama kepribadian dalam daftar. Saat ini, semua orang masih fokus pada pandemi Covid-19. Jajak pendapat yang dilakukan oleh dua lembaga survei di atas menunjukkan bahwa tingkat dukungan publik terhadap elektabilitas Prabowo masih tinggi karena masih terbayang pada dua Pemilu sebelumnya.
Untuk memahami dan memprediksi perilaku dari sudut pandang psikologis, Icek Ajzen (1988) mengajukan teori perilaku rasional, yaitu bahwa cara terbaik untuk memprediksi adalah dengan mencari hasrat perilaku. Keinginan mencerminkan rencana untuk bertindak sesuai dengan sikap. Dengan begitu, perkara yang penting ialah faktor pemicu atau sebab yang mempengaruhi hasrat seseorang untuk bertingkah laku.
Semua prediktor atau penentu perilaku politik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong perilaku politik (Sastroatmodjo, 1995). Faktor tersebut meliputi lingkungan sosial politik langsung (keluarga, sekolah, lingkungan). Lingkungan sosial politik tidak langsung (sistem politik, ekonomi dan budaya); struktur kepribadian; faktor sosial politik langsung (situasi politik dan suasana kelompok).
Meskipun sebagian besar penampilan media politisi diatur dan dipandu oleh serangkaian teknik hubungan masyarakat yang dipikirkan dengan baik, politisi, bersama dengan visi mereka sendiri tentang apa yang terbaik untuk rakyat, berbeda dalam hal perilaku dan pendekatan terhadap masalah.
Prabowo Subianto
Dalam hal ini, kita berbicara tentang Prabowo Subianto, kandidat pertama dari dua jajak pendapat di atas. Kajian yang dilakukan oleh Institut Psikologi Klinis Indonesia, Ikatan Psikologi Sosial Indonesia dan Departemen Psikologi Universitas Padjadjaran melalui kebijakan publik dan internasional tentang bagaimana pemimpin menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan. Atau dia sedang menyelidiki bagaimana dia menyelesaikan berbagai potensi konflik. yang terjadi pada masa pemerintahannya.
Dari segi psikologis, Prabowo adalah pencipta aura pemenuhan diri yang sangat luas. Aura Prabowo menunjukkan bahwa ia memiliki kemauan dan kekuatan juang yang besar6, terbukti dengan keikutsertaannya pada Pilpres 2009, 2014 dan 2019 sebagai calon presiden. Sulit untuk menampik berbagai keberhasilan dalam hidup Prabowo, terutama saat masih di militer. Perpaduan antara ketegasan, kharisma dan kecerdasan dapat disulap oleh Prabowo menjadi kepercayaan diri yang sukses. Secara kodrat Prabowo adalah sosok dengan karakter yang sangat kuat.