Tari piring merupakan tarian tradisional khas Minangkabau yang memanfaatkan piring sebagai propertinya. Tari piring telah dilestarikan oleh masyarakat Minangkabau sejak zaman Kerajaan Sriwijaya berdiri hingga saat ini. Saat ini tari piring digunakan untuk menyambut tamu terhormat atau pembukaan pada upacara adat. Tari ini juga merupakan salah satu tarian yang ditampilkan untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Indonesia karena keunikan-keunikannya.
Penari tari piring biasanya berjumlah ganjil minimal 3 orang dan maksimal 7 orang menggunakan busana khas berwarna cerah perpaduan warna merah dan kuning keemasan yang menimbulkan kesan mewah.
Penari meletakkan piring di atas telapak tangan sambil melakukan gerakan tari, piring diayun-ayunkan lalu diputar dengan cepat tanpa jatuh mengikuti tempo musik sampai akhir tarian. Penari juga melakukan gerakan mendentingkan cincin khusus dan piring sehingga menghasilkan bunyi unik dan khas. Uniknya di akhir pertunjukan tarian terdapat atraksi kejutan, piring-piring tersebut dilemparkan ke bawah dan salah satu atau beberapa penari melanjutkan gerakan tarian di atas pecahan piring. Gerakan-gerakan dalam tarian tari piring ini adalah gambaran tentang keseharian warga dalam usaha mencari rezeki.
Tari piring diiringi dengan perpaduan alat musik telempong yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik berbahan kayu dan saluang yang dimainkan dengan cara ditiup tanpa putus sehingga menghasilkan bunyi khas yang indah.
Tari piring tidak hanya memanjakan mata dengan keindahannya saja namun juga memberikan banyak keunikan sehingga akan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi penonton.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI