Dalam Pemilihan Ketua Daerah (PILKADA) DKI Jakarta tahun 2017 mendatang, pertarungan sipil versus militer akan kembali terjadi. Putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang bernama Agus Harimurti Yudhoyono turut ikut serta dalam pemilihan ketua daerah DKI Jakarta tahun 2017. Mayor Agus Harimurti Yudhoyono merupakan TNI angkatan darat. Ia turut ikut mengaduh pertarungan di kancah politik bersama calon gubernur DKI Jakarta lainnya yang berasal dari kalangan sipil seperti Anies Baswedan-Sandiago Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Dalam pencalonan dirinya Agus tak sendiri melainkan ia akan berpasangan dengan seorang PNS berkarir cemerlang, Sylviana Murni, mantan None Jakarta 1981 itu terakhir menjabat sebagai Deputi Gubernur DKI bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
Adu Kuat Sipil-Militer bukan hal baru di pilkada-pilkada DKI, misalnya Pilgub 2007 silam yang masing-masing pasangan calon mengandung unsur sipil-militer yaitu Fauzi Bowo-Mayor Jenderal Prijanto vs Komisaris Jenderal Adang Darajatun-Dani Anwar. Mayjen Prijanto adalah mantan Aster Komando Staf TNI AD yang meminta pensiun dini untuk mengikuti pilkada DKI sementara Komjen Adang adalah mantan Wakil Kepala Polri, pada pilkada tahun 2007 ini dimenangkan pasangan Fauzi Bowo-Prijanto dengan perolehan 2.109.511 suara (57,87 persen) dan Adang Daradjatun dan Dani Anwar 1.535.555 suara (42,13 persen). Pilkada 2012 pun demikian masi ada unsur sipil-militer diantara pasangan-pasangan yang mencalon pilkada DKI yaitu Mayjen (Purn) Nachrowi Ramli yang berpasangan dengan Fauzi Bowo sebagai Cawagub, Letjen Mar (Purn) Nono Sampono yang menjadi cawagub Alex Noerdin dan Mayjen (Purn) Herdardji Soepandji dari calon independen dan pada putaran kedua yang lolos hanya satu yaitu Mayjen Nachrowi Ramli bersama Fauzi Bowo walaupun pada akhirnya dikalahkan oleh pasangan Jokowi-Ahok yang menang di putaran kedua dengan perolehan 2.472.130 suara atau (53,82 persen suara, sedangkan Fauzi Bowo-Nachrowi mendapatkan 2.120.815 suara alias 46,18 persen. Perolehan suara kedua pasangan hanya berbeda 7,65 persen atau 351.315 suara.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa, dalam 10 tahun terakhir kekuatan calon gubernur atau wakil gubernur dari latar belakang militer tidak berpengaruh besar pada perolehan suara di pemilihan Kepala Daerah, padahal baik di Pilkada DKI 2007 maupun 2012 yang bertarung merupakan jenderal-jenderal yang memiliki pengaruh. Bagaimana dengan Agus Harimurti Yudhoyono? ia satu-satunya kandidat pilgub DKI dari kalangan militer yang berpangkat mayor, bukan jenderal seperti para pendahulunya.
Dalam sipil versus militer ini menurut saya terpilih atau tidaknya Agus Harimurti Yudhoyono tergantung bagaimana dia menunjukkan ketokohannya dan kepantasannya untuk menjadi gubernur Jakarta dalam ajang kampanye nanti. Masyarakat Jakarta juga sebagai publik yang akan memilih ataupun menentukan siapa kepala daerah yang pantas memimpin DKI Jakarta seharusnya memilih bukan hanya melihat  dari latar belakang para pencalon atau kandidat tetapi juga harus melihat dari bagaimana mereka membuat ataupun membawa program yang masuk akal untuk memebenahi Jakarta, karena saat ini kita sangat perlu seorang pemimpin yang jujur, adil, tegas serta bertanggung jawab melihat bahwa semakin banyak sekali pemimpin yang melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap jabatan yang di dapatkannya.
SUMBER :
Suryana, Dede. 2016. Tarung Sipil Vs Militer di Pilkada DKI. rimanews.com/nasional/politik/read/20160926/305033/Tarung-Sipil-Vs-Militer-di-Pilkada-DKI 26 September 2016 13.00
Nama : Reisita Djambat
NIM : 07031381520118
Jurusan / Kelas : Ilmu Komunikasi / A
Kampus : Universitas Sriwijaya Palembang
Dosen pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, MSc.