Indonesia memiliki visi yang ambisius untuk menjadi negara maju pada tahun 2045, yang dikenal sebagai "Generasi Emas". Salah satu pilar penting dalam mencapai visi ini adalah memastikan seluruh penduduk Indonesia memiliki status ketahanan pangan yang baik.
Dalam ulasan ini, akan dibahas opini mengenai perlunya memastikan ketahanan pangan Indonesia untuk Indonesia Emas 2045. Ketahanan pangan adalah kondisi di mana negara memiliki ketersediaan makanan yang cukup, stabil, dan berkelanjutan terhadap pangan yang aman, bergizi, dan terjangkau oleh seluruh penduduknya sehingga zat gizi dari bahan makanan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung tubuh mereka dalam hidup aktif dan produktif.
Maxwell, S., & Smith, M. (Eds.). (2019) dalam bukunya "Food security: A practical guide" menjelaskan bahwa ketahanan pangan membantu memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang stabil dan aman terhadap makanan yang cukup. Ini penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta mencegah kelaparan dan malnutrisi
Dalam konteks Indonesia, sebagai negara dengan populasi yang besar dan keanekaragaman geografis yang luas, mencapai ketahanan pangan merupakan tantangan yang kompleks, tetapi sangat penting untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Pertama-tama, memastikan ketahanan pangan berarti mengatasi masalah kelaparan dan gizi buruk. Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan dalam mengurangi tingkat kelaparan, masih ada sebagian penduduk yang mengalami malnutrisi.
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, penting bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk fokus pada program-program gizi yang holistik, termasuk pendidikan gizi, akses terhadap makanan bergizi seimbang, dan pemberdayaan petani.
Kedua, ketahanan pangan juga berkaitan erat dengan keberlanjutan lingkungan. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk lahan pertanian yang subur dan sumber daya alam yang melimpah. Namun, eksploitasi yang tidak berkelanjutan dapat mengancam ketahanan pangan jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan, seperti pengelolaan air yang efisien, penggunaan pupuk organik, dan diversifikasi tanaman. Selain itu, perlindungan terhadap hutan dan ekosistem alam juga penting untuk menjaga keberlanjutan ketahanan pangan.
Ketiga, teknologi dan inovasi memainkan peran penting dalam mencapai ketahanan pangan. Pengembangan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan sensor, drone, dan analitik data, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.
Selain itu, diversifikasi pangan juga menjadi aspek penting dalam mencapai ketahanan pangan. Pemerintah harus mendorong produksi dan konsumsi berbagai jenis pangan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan tertentu. Hal ini akan menjaga ketersediaan pangan dalam situasi ketidakpastian dan memitigasi risiko terkait perubahan iklim atau bencana alam.
Terakhir, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga pendidikan juga krusial dalam mencapai ketahanan pangan. Sinergi dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan program-program pangan dapat mempercepat pencapaian tujuan ketahanan pangan.