Dentum setiap langkah
Terhempas seperti sisyphus
Aku bajingan yang tak kalah pintar
Mengelabuimu dengan kata
Terpatri akibat kenangan
Cantingi yang kita lihat adalah aku
Tak mau menyerah
Haruskah dibunuh?
Diimajikan sebuah harapan
Namun itu bukan permohonan
Sedang sekadar pelarian
Tidak kini aku tetap bertengger
Kokoh menantang
Sampai akhir peradaban, aku menantangmu
Sebagai kedamaian
Aku kini terbang
Tak usah kau hantam dengan batu kotormu itu
Aku memelukmu menjadi dirimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!