Mohon tunggu...
Alexander Reinaldo
Alexander Reinaldo Mohon Tunggu... Desainer - Marcom Spv

Profesi saya adalah sebagai marketing communication yang mempunyai basic sebagai desainer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Protes Masyarakat: Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), Ditolak, Dianggap Tak Sesuai dengan Kebutuhan Riil

29 Mei 2024   09:45 Diperbarui: 29 Mei 2024   12:20 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal: 29 Mei 2024

Sejumlah kelompok masyarakat, terutama dari kalangan aktivis dan organisasi advokasi, menyuarakan penolakan mereka terhadap Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Mereka menganggap bahwa program ini tidak sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat dan lebih menguntungkan pihak-pihak tertentu. 

Sumber Gambar: AI
Sumber Gambar: AI

Sebuah gelombang protes muncul dari sejumlah kelompok masyarakat terhadap keberadaan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Dalam serangkaian demonstrasi dan pertemuan, terutama di kota-kota besar di seluruh Indonesia, para aktivis dan organisasi advokasi menyuarakan penolakan mereka terhadap program ini, menyebutnya sebagai langkah yang tidak sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.

Salah satu alasan utama di balik penolakan ini adalah bahwa Tapera dianggap tidak mengakar pada masalah-masalah perumahan yang sesungguhnya dihadapi oleh masyarakat. Para pengkritik menegaskan bahwa masalah utama bukanlah kurangnya tabungan perumahan, melainkan akses terhadap hunian yang terjangkau dan layak. Mereka menyoroti fakta bahwa banyak masyarakat yang tidak mampu memiliki rumah bukan karena kurangnya tabungan, tetapi karena sulitnya memperoleh akses terhadap perumahan yang terjangkau, terutama di perkotaan yang harga tanahnya melonjak tinggi.

Selain itu, beberapa kelompok masyarakat juga mengkritik aspek keadilan sosial dari program Tapera. Mereka berpendapat bahwa program ini cenderung lebih menguntungkan pihak-pihak tertentu, seperti institusi keuangan dan pengembang properti, sementara manfaatnya bagi masyarakat biasa masih dipertanyakan.

Di tengah gelombang protes ini, beberapa anggota parlemen juga mulai menyuarakan keprihatinan mereka terhadap implementasi Tapera. Mereka menekankan pentingnya mendengarkan aspirasi masyarakat dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah benar-benar mencerminkan kebutuhan riil rakyat.

Pemerintah, di sisi lain, memilih untuk merespons protes ini dengan mengklaim bahwa Tapera adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk meningkatkan kepemilikan rumah di Indonesia. Mereka menegaskan bahwa program ini masih dalam tahap pengembangan dan siap menerima masukan dari berbagai pihak untuk memperbaiki implementasinya.

Sementara proses debat dan negosiasi masih berlangsung, penolakan terhadap Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menyoroti pentingnya mendengarkan suara masyarakat dalam merancang kebijakan publik yang benar-benar responsif terhadap kebutuhan riil mereka.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun