Meraba bentala dalam bunga tidur huru-hara
Melihat terciptanya awal cempera
Ruang ini keji dan tak bena
Kelimun singgasana dibuat gelap mata
Alhasil berjuta kali rakyat meneriakan angkara murka
Tetapi mereka tetap berpangku tangan tanpa logika
Sudah lama memasang mata dan terbuka
Sayang makhluk apatis senantiasa hirap akan peka
Melirik jengah, menunggu mati
Ingin berharap, apa daya sudah didamik kenistaan
Lantaran obsesi busuk menganak pinak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!