Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha menanamkan dana pada investasi yang efisien dan aman. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya.
Terjadinya lonjakan harga minyak dunia disebabkan oleh imbas dari peperangan yang terjadi di Eropa antara Rusia dan Ukraina menyebabkan kegoncangan ekonomi secara signifikan terhadap perekonomian dunia. Akibat perang ini berimbas pada kenaikan harga minyak bumi hampir di seluruh dunia.Â
Adanya lonjakan minyak dunia dinilai berpengaruh nyata terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Harga minyak yang tinggi ternyata tidak menguntungkan negara mana pun termasuk di belahan bumi mana pun juga di Asia khususnya di negara kita. Kenaikan harga BBM disebabkan oleh tingginya harga minyak dunia juga dikarenakan adanya under supplay dalam negeri dibandingkan dengan demandnya.Â
Besarnya subsidi BBM senilai hampir 520 Triliun sangat membebani dan menguras APBN sehingga dengan hal ini Pemerintah menilai sangat urgen untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dan non subsidi. melakukan perhitungan yang sangat hati--hati dan akurat dalam menghitung besaran kenaikan BBM di dalam negeri. Dengan kenaikan imbas kenaikan BBM akan berimplikasi terhadap inflasi harga secara simultan dan secara eksponensial akan berpengaruh terhadap fundamental makro ekonomi Indonesia.
Krisis ekonomi di Indonesia khususnya, dan umumnya Krisis ekonomi dunia yang terjadi sekarang ini tidak terlepas dari sisi kekuatan politik dan ekonomi di beberapa negara-negara di dunia. Berbagai negara-negara tersebut cenderung mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas (free-market economy) yang menjunjung tinggi persaingan (competition) sebagai resep keberhasilan ekonomi, bukan cooperation.Â
Kekuatan politik mengarah pada sistem demokras1 (democratic) gaya barat, yakn1 kebebasan melakukan apa saja selama menguntungkan negara-negara tersebut Seperti yang terjadi sat ini adanya kenaikan harga BBM di Indonesia tentunya akan berdampak kenaikan tingkat inflasi dan daya beli masyarakat yang semakin menurun, dampaknya terutama yang dirasakan oleh masyarakat berdaya beli rendah dan miskin termasuk bagi mereka yang berada d1 perkotaan, dan juga bagi mereka yang berada di wilayah pedesaan.Â
Secara umum dapat dipahami pula, bahwa dengan adannya kenaikan harga BBM akan berimplikasi secara eksponensial terhadap perekonomian Indonesia, hal ini dapat kita lihat pada ilustrasi rilis Pertamina pada tanggal 3 September 2022 sebagai berikut.
Produk BB yang disediakan JPBU Pertamina mengalami kenaikan, terutama untuk BBM subsidi. Sedangkan untuk BBM jenis lainnya dibanderol dengan rincian yakni Dexlite CN 51 17.100 /Liter, Pertamina Dex CN 53 17.400/Liter dan untuk Pertamax Turbo RON 98 16.250/Liter.
Dalam hal implikasi harga terhadap makro ekonomi, bagi masyarakat di berbagai negara-negara berkembang menjadi sesuatu yang berarti atau Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Dan Implikasinya Terhadap Makro Ekonomi Indonesia (Muhardi). Berkenan dengan harga BBM dan implikasinya terhadap kondisi makro ekonomi, Samuelson (2004) telah memperlihatkan gambaran umum yang terjadi pada negara-negara di dunia, bahwa adanya kenaikan BBM, dalam hal ini berupa goncangan harga minyak dunia berpengaruh nyata terhadap kondisi makro ekonomi, diantaranya dicerminkan adanya gross domestic product (GDP) riil yang menurun, tingkat pengangguran (unemployment) yang meningkat, dan tingkat inflasi yang menunjukkan kenaikan, Secara umum masin banyak masyarakat Indonesia yang berpikiran nominalis, dimana menghitung daya beli berdasarkan pada pendapatan yang mereka terima. Sebagai contoh jika pendapatan mereka meningkat, maka beranggapan bahwa daya bell mereka meningkat tanpa memperhatikan nila1 pendapatan itu sendiri. Kondisi in disebut sebaga1 golongan masyarakat nominalis.
Dalam kondisi krisis yang berkepanjangan seperti yang dialami di negara Indonesia
ini masyarakat nominal tersebut. Sebaliknya yang dituntut dalam kondisi krisis seperti sekarang ini, termasuk dalam kondisi normal sekalipun adalah masyarakat yang berpola pikir substansialis. Masyarakat substansialis adalah masyarakat yang melihat dari sis nilai pendapatan atau daya beli, jadi sangat mungkin terjadi walaupun pendapatan masyarakat meningkat tetapi dengan adanya kenaikan harga-harga yang lebih tinggi dari kenaikan pendapatan, maka justru masyarakat tersebut mengalami penurunan nilai daya beli. Masyarakat substansialis akan lebih mampu dalam mengantisipasi dan menyikapi krisis ekonomi yang terjadi. Krisis ekonomi di Indonesia khususnya, dan umumnya krisis ekonomi dunia yang terjadi sekarang ini tidak terlepas dari sis kekuatan Politik dan ekonomi di beberapa negara-negara di dunia