Mohon tunggu...
R A
R A Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Arah Berbeda Komunikasi Antar Pribadi

21 April 2021   13:04 Diperbarui: 24 April 2021   10:15 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperbetter.com

Dalam komunikasi antar pribadi, ada empat hal mengenai konsep tentang diri: Concept, awareness, esteem, dan disclosure. Keempat konsep ini tentu akan menggambarkan dan menjelaskan bagaimana seorang individu dapat dilihat berdasarkan komponen-komponen ini.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak akan terlepas dari bagaimana ia mampu menunjukan konsep, nilai, pengertiannya terhadap diri mereka sendiri. Ketika kita membahas mengenai adanya sebuah konsep tentang diri, maka itu akan memantik pikiran bahwa bagaimana seorang individu dapat menilai diri sendiri ataupun cara pandang orang lain terhadap dirinya dia sendiri. Sebagai contoh ketika ada orang baru masuk pada perkuliahan di sebuah universitas, dia berusaha menilai bahwa ketika ia mengikuti sebuah mata kuliah, apakah dia mampu mengerti dan melihat bahwa dia dapat menguasai mata kuliah tersebut. Dengan kata lain, manusia akan menilai diri mereka ketika itu dipengaruhi oleh variabel-variabel yang berasal dari dunia luar. Oleh karenanya, disini kita akan belajar mengenai bagaimana kita dapat memahami konsep tentang diri.

Masuk pada tahap pertama yaitu mengenai konsep diri atau self concept maka kita disini akan mempelajari bagaimana kita dapat mempersepsikan diri kita sendiri. Tahapan ini kita akan melihat bahwa bagaimana kita memandang tentang perasaan, pikiran, kelebihan, kekurangan, dan keterbatasan. Namun sering kali hal ini akan dipengaruhi oleh penilaian individu lain atas diri kita, sehingga terkadang penilaian kita atas diri sendiri akan berubah atau terpengaruhi oleh penilaian orang lain. Hal ini sering kali digambarkan ketika diri kita merasa sudah merasa memiliki berat badan yang  dianggap ideal, namun ketika ada orang lain berkata bahwa diri kita ini masih terlalu gemuk atau kurus maka tentu penilaian atas diri kita akan berubah mengikuti penilaian orang tersebut secara kognitif.

Konsep diri ini juga tidak terlepas dari pada teori looking-glass self (Cooley, 1992) atau cara pandang orang lain terhadap diri kita, yang mana ia menjelaskan bahwa untuk bisa melihat gambaran diri yang dinyatakan oleh orang lain, maka kita perlu berkomunikasi dengan orang tersebut atau dengan kata lain komunikasi yang terjadi dengan individu tersebut akan merefleksikan mengenai penilaian terhadap konsep diri kita.

Ketika kita berusaha untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, maka ini juga menjadi salah satu alternatif untuk kita bisa mengembangkan konsep diri sehingga kita dapat memiliki perspektif yang berbeda atas penilaian pribadi kita. Digambarkan ketika kita merasa tidak memiliki pengalaman terhadap sebuah permasalah kerja dan ada rekan kerja yang jauh lebih memahami, maka tanpa kita sadari disitu akan ada proses membandingkan bagaimana seharusnya kita dapat melakukan usaha pemecahan masalah tersebut dikemudian hari tanpa harus meminta bantuan dari rekan kerja atau dengan kata lain kita dapat mengembangkan konsep diri kita dengan belajar untuk menghasilkan sebuah solusi atas dasar sebuah permasalahan.

Kesadaran diri atau self awareness akan menjadi tahap kedua ketika kita sudah mulai mengetahui mengenai siapa diri kita, bagaimana sifat kita, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta bagaimana emosi dan tingkah laku dapat mempengaruhi kita dalam melakukan sosialisasi. Pada teori Johari Window setidaknya ada empat variabel dari kesadaran diri sendiri ini, diantaranya:

  • Open Self: Variabel ini menjelaskan mengenai informasi, sikap dan perilaku yang kita yakini itu kita miliki dan juga orang lain pun mengakui hal ya sama. Contohnya adalah fisik seseorang.
  • Blind Self: Cerminan bahwa ada penilaian yang diri kita sendiri tidak tahu, namun individu lain dapat menangkap dan menilai hal tersebut. Contohnya adalah ketika kita memilih tempat untuk makan atau pergi, kita memiliki kecenderungan bahwa semua orang yang terlibat harus mendengarkan apa yang menjadi saran kita atau dengan kata lain kita egois tanpa mau mendengar saran orang lain.
  • Unknown Self: Terkadang dalam berkehidupan ada satu atau beberapa hal yang baik diri kita sendiri ataupun orang lain tidak dapat menilai konsep diri yang kita pikirkan. Contohnya adalah bagaimana diri kita sendiri memiliki ketakutan atas hal yang mungkin saja belum terjadi baik yang berpotensi masalah ataupun tidak.
  • Hidden Self : Dalam hidup, terkadang individu memiliki konsep diri yang tidak ingin orang lain ketahui dan nilai. Ini bukan tanpa sebab karena terkadang konsep ini bisa terasosiasi terhadap hal yang baik ataupun buruk. Contohnya adalah trauma atas sebuah kejadian ataupun fantasi seksual.

Self esteem atau kepercayaan diri dapat kita ukur ketika diri kita sudah mengetahui dan mampu untuk bisa memahami diri kita sendiri. Untuk bisa mencapai titik ini, seseorang individu kerap kali harus mengetahui bagaimana konsep diri dan kesadaran diri mereka terlebih dahulu. Karena dengan mengetahui kedua hal ini, maka seseorang individu akan jauh lebih mudah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap memang menjadi kelebihan dan kekuatan dari individu tersebut. Contoh kepercayaan diri ini dapat dicerminkan ketika ada seseorang MC yang begitu percaya diri menguasai panggung dan acara tanpa terlihat rasa grogi ataupun lainnya dalam pembawaannya.

Keterbukaan Diri  atau self disclosure adalah konsep terkait bagaimana diri kita dapat memberikan informasi yang dianggap rahasia untuk bisa kita sampaikan kepada orang lain. Hal ini sering kali terjadi khususnya pada era digital sekarang, karena banyak individu merasa dengan mereka membagikan informasi yang dianggap masuk pada ranah privat tersebut, bisa menjadi sebuah hal untuk menarik perhatian orang atau dengan kata lain dianggap sebagai attention seeker. 

Dari penjelasan diatas, tentu setiap individu akan memiliki konsep diri yang berbeda-beda dan terkadang untuk bisa terasosiasikan dari empat variabel butuh waktu dan proses yang begitu panjang. Namun jika setidaknya kita mampu mengenali diri sendiri dan tau bagaimana cara kita menilai diri sendiri, maka itu akan menjadi sebuah nilai plus karena tidak semua orang di dunia ini bahkan sampai akhir hayatnya dapat mengenali diri mereka sendiri dan terkadang mereka harus berbohon dari diri sendiri karena mereka tidak dapat menunjukan nilai yang ada di dalam dirinya ke lingkungan ataupun orang sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun