Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Natal dari Seberang Istana

25 Desember 2015   06:04 Diperbarui: 25 Desember 2015   08:10 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Malam geladi resik terakhir. Pesan singkat pengingat itu masuk ke handphone Dona di waktu pagi. Setelah mengatur ulang kegiatan hariannya, Dona memutuskan untuk tiba lebih awal di tempat latihan persiapan perayaan Natal Christian Youth Community (CYC). Di sela-sela sesi latihan, Dona diajak untuk berkenalan dengan seorang pria asing yang baru pertama kali hadir di sana. Sebagai seorang Master of Ceremonies (MC), Dona cukup kaget dengan maksud kehadiran sang pria yang didaulat oleh panitia untuk nge-MC di acara besok.

Belasan pertanyaan mulai menghinggapi pikiran Dona. Kinerja panitia jelas dipertanyakan. Susunan acara yang direvisi sampai beberapa kali semakin menguatkan dugaan Dona adanya perubahan yang telah terjadi termasuk kemungkinan dirinya di-coret dari daftar petugas MC. Sepertinya waktu berputar terlalu cepat dan mulai tak bersahabat dengannya. Pupus sudah harapan Dona untuk terlibat nge-MC dalam perayaan Natal mahasiswa-mahasiswi gabungan dari beberapa kampus di kota kecil ini. Air mata berderai membasahi pipinya. Melihat Dona yang sedang menangis, seorang panitia Natal segera menghampiri, mencoba menjelaskan duduk perkara sebenarnya sambil mengajak Dona bergabung dengan si pria asing yang tampak asik berdiskusi dengan panitia yang lain.

“Sebelumnya sudah pernah tampil nge-MC secara berpasangan, mohon maaf nama panggilannya siapa ya?”, pertanyaan singkat ditujukan si pria asing ke Dona. Dona langsung menyebutkan nama sambil mengiyakan pertanyaan tersebut. Dugaan awal Dona ternyata meleset, si pria berambut panjang melewati bahu ini mendampingi dirinya untuk nge-MC bersama. Dona sudah tidak mampu berkomentar apa-apa lagi dengan keputusan final panitia acara, perasaan di hati bercampur aduk antara marah, kesal, kaget dan rasa sedih yang masih tersisa.

 

***

Dona menghadiri perayaan Natal CYC sore hari ini dengan mengenakan gaun kebaya merah pemberian ibunya. Rambut panjangnya tidak dibiarkan terurai seperti hari biasanya. Disanggul dengan sederhana, sangat rapi tak lupa sepasang sepatu high heels pelengkap busana, padanan yang sangat serasi, membuat iri mata kaum hawa yang memandanginya. Pria asing itu sudah tiba terlebih dahulu di lokasi acara. Duduk sendirian sambil melihat susunan acara yang telah di-cetak hasil revisi terakhir.

“Selamat Hari Natal, Bapak !”

“Hi ! Dona, Selamat Hari Natal, wahhh saya kaget, hampir saja tidak mengenal…kamu cantik”

“Terima kasih Pak, maaf ya Pak sudah mengagetkan”

Mereka berdua tampak asik terlibat pembicaraan untuk memastikan rancangan yang terbaik setelah adanya revisi terakhir itu. Sesekali, Dona mencoba menggali rasa penasarannya terhadap identitas si pria asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun