Pemberantasan korupsi di tubuh Pemprov DKI Jakarta terus dilakukan. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak segan memberhentikan dengan tidak hormat atau menurunkan pangkat para Pegawai Negeri Sipil DKI yang masih suka melakukan ‘permainan’ berupa ‘otak-atik’ anggaran, menghambat realisasi program unggulan daerah atau diam-diam menjadi mafia proyek di lingkungan birokrasi setempat.
Seorang Ahok dengan sikapnya yang temperamental alias suka marah-marah saat rapat dinas atau tinjauan lapangan terkadang masih sering dipandang sebelah mata oleh para ‘karyawan’nya. “Mereka anggap saya ini ‘macan ompong’. Mulai sekarang saya enggak mau marah-marah lagi. Pena saya sekarang lebih tajam daripada pedang, “ kata Ahok dalam acara Semiloka Pencegahan dan Transparansi APBD DKI, di Balai Agung, Balaikota, Kamis (6/11). Keinginan Ahok yang kuat untuk membersihkan ‘tubuh’ birokrasi Pemprov DKI dari noda-noda korupsi sepertinya bukan cuma isapan jempol belaka. Dengan mulai diterapkannya kewajiban penyerahan dokumen harta kekayaan para pejabat eselon IV sampai I dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), menurut Ahok, KPK dalam hal ini bisa lebih leluasa melakukan penelusuran terkait asal muasal harta pejabat dengan metode pembuktian harta terbalik.
Yang di atas itu cerita kemarin. Hari Jumat (7/11) ini adalah hari jumat pertama di bulan November. Seperti biasanya, Ahok sudah memiliki agenda harian yang telah dijadwalkan jauh-jauh hari sebelumnya. Sempat diisukan membatalkan semua jadwalnya hari ini, dalam wawancaranya dengan wartawan, Ahok yang sedang sakit gigi hanya menjawab singkat dan seperlunya saja sambil mengingatkan para wartawan tentang rencananya menghadiri acara di Istana Merdeka.
Ahok memang sedang sakit gigi akibat salah makan, gigit gigi jambu namun hal ini tidak mengurangi niatnya untuk tetap semangat bekerja. Dalam masa pemulihan pasca operasi pengangkatan gigi bungsu, tidak semua kegiatan dapat dihadiri oleh Ahok, meskipun demikian beliau juga tidak memilih untuk beristirahat penuh alias tidak masuk kerja. Jika di pagi hari terdengar kabar si ‘Macan Ompong’ bakalan absen, setelah yang bersangkutan masuk, maka yang menghembuskan kabar miring harus melapangkan dada dan segera kembali bekerja.
Yang sedang sakit saja rajin bekerja, bagaimana dengan yang masih sehat?
Yuk, semangat senantiasa.
Kerja !
Kerja !
Kerja !
sumber ilustrasi : disini