Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Lelaki Desa Rajin Beli Rokok Daripada Beras

17 September 2014   16:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:27 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14177501492066143750

Perilaku merokok itu katanya tidak menyehatkan, mas'ak sih? Merokok juga tidak memandang jenis kelamin dan status ekonomi masyarakat, baik di kampung, dusun, atau desa, para pria di sana, tak jarang juga kaum wanita-nya ditemukan doyan merokok, lantas maunya apa?

Seorang ibu yang peduli dengan issue di atas, dengan profesinya sebagai dokter bersama dengan teman-temannya membentuk organisasi relawan untuk penyelamatan dan kesejahteraan ibu hamil, ibu melahirkan, nifas dan bayi baru lahir. Organisasi itu bernama Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI).“Penduduk desa terutama laki-laki lebih mengutamakan membeli rokok daripada beras. Yang kedua setelah rokok adalah pulsa,” ujar dr.Sunitri Widodo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/09). Sebagai Ketua Umum APPI, Sunitri dan kawan-kawan aktif melakukan sosialisasi dan pendekatan dengan kepala desa untuk mengajak dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sudah ada 160 desa yang dikunjungi APPI dalam rangka sosialisasi PHBS sejak tahun 2011.

“Merokok itu dapat membuat perut kenyang apalagi ditemani dengan secangkir kopi”, ujar seorang bapak tua dengan logat bahasa lokal-nya yang khas menanggapi pernyataan sang ibu dokter. Tidak dapat dipungkiri sampai hari ini mudah ditemukan kehidupan sekelompok masyarakat di desa yang jauh dari kata ‘sejahtera’. Mereka harus berjuang untuk mempertahankan hidup diri sendiri dan keluarga walau cukup makan nasi sehari sekali.

Di desa, peran ibu-ibu rumah tangga dinilai masih lemah. Persoalan gender menjadi kendala yang serius, akibatnya angka kematian bayi dan wanita Indonesia yang meninggal setiap tahun karena komplikasi kehamilan, persalinan, nifas menjadi sorotan masyarakat dunia. Tak heran kalau APPI merupakan anggota dari Global White Ribbon Alliance (WRA), sebuah organisasi global yang peduli dengan keselamatan ibu dan anak di seluruh dunia.

Lalu, bagaimanakah APPI menanggapi fenomena di atas dengan sosialisasi PHBS-nya? Berikut ini sepuluh poin PHBS untuk promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat desa :

Persalinan di-tolong oleh tenaga kesehatan. Periksa hamil secara teratur, minimal 4 kali selama hamil. Buat perencanaan pertolongan persalinan dan pencegahan komplikasi.

Memberi bayi ASI Eksklusif. Inisiasi menyusu dini dan 6 bulan pertama beri ASI saja (ASI Eksklusif). Setelah enam bulan, beri makanan tambahan yang sesuai usia di samping ASI dan tetap beri ASI sampai anak umur dua tahun.

Menimbang bayi dan balita. Sejak lahir – usia satu tahun bayi ditimbang setiap bulan. Usia 1 – 2 tahun ditimbang sekurang-kurangnya setiap tiga bulan. Gunakan kartu menuju sehat (KMS) memantau tumbuh kembang anak.

Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun. Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun mencegah penyakit. Cuci tangan sebelum makan atau memegang makanan dan setelah buang air besar atau kecil.

Menggunakan air bersih. Gunakan air bersih yang sudah direbus untuk minum. Jaga sumber air agar aman dan terhindar dari kotoran.

Menggunakan jamban sehat. Bimbing anak agar menggunakan jamban dengan baik/benar. Bersihkan jamban secara rutin. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah keluar dari jamban.

Memberantas jentik di rumah.Lakukan pemberantasan jentik secara rutin ( 3 M : Menguras, Menutup, Mengubur). Taburkan bubuk abate pada tempat penampungan air.

Makan sayur dan buah setiap hari. Vitamin A ada dalam buah/sayur. Umur 10 tahun ke atas makan dua porsi sayur + 3 porsi buah atau sebaliknya tiap hari.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Untuk melancarkan metabolisme, lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.

Tidak Merokok di dalam rumah. Jauhkan anak, ibu hamil, ibu menyusui dari asap rokok. Tidak ada asap rokok di dalam rumah.


sumber ilustrasi : disini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun