Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Hari AIDS 2014: Ibu Rumah Tangga Di Perkotaan Dominan Sebagai Penderita HIV

1 Desember 2014   22:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14174249781897147523

Di penghujung akhir tahun kalender Masehi, tepatnya setiap tanggal satu Desember, bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia, umat manusia senantiasa diingatkan kembali bahaya ancaman penyakit HIV AIDS yang mematikan khususnya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Setiap hari, melalui media cetak maupun elektronik dengan beragam permasalahan sosial, kota-kota di Indonesia yang terus berkembang dan bertumbuh subur seakan-akan tidak pernah redup atau kehilangan gairah ‘kehidupan’ malamnya, Pekanbaru misalnya. Inilah sepotong gambaran mengapa HIV AIDS juga semakin menjamur di wilayah perkotaan.

Dalam rangka peringatan hari AIDS sedunia, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kota Pekanbaru (Riau, Sumatera) menyelenggarakan Workshop HIV dan AIDS sedunia Jumat (28/11/2014) di Hotel Furaya. Berdasarkan pemaparan Dinas Kesehatan, sampai saat ini jumlah pengidap HIV AIDS sudah ditemukan 614 kasus. Dari data yang masuk ini terbesar adalah dari kelompok ibu rumah tangga. Ketua Harian KPA yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi SSi menjelaskan persoalan ini adalah persoalan bersama yang harus diselesaikan bukan hanya oleh pemerintah tetapi juga pihak swasta dan kelompok masyarakat seperti LSM yang peduli AIDS. Tugas KPA adalah mengkoordinasikan pelaksanaan tugas komisi, mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV AIDS dan menyebarluaskan informasi mengenai HIV AIDS kepada masyarakat.

Mengapa ibu rumah tangga bisa tertular HIV? Helda S Munir dari Dinas Kesehatan Pekanbaru menjelaskan proses penularan bisa saja terjadi ketika tranfusi darah, atau tertular oleh sang suami. Berhubung kaum ibu lebih rajin memeriksa kesehatan daripada kaum bapak maka pihak dinas kesulitan untuk menemukan data kelompok laki-laki yang positif HIV. Kaum bapak memang sering menjadi tertuduh dan tidak dapat dilepaskan dari aksi bergonta ganti pasangan untuk menikmati ‘gairah’ biologisnya meski telah memiliki pasangan yang sah. Akan tetapi apakah anggapan seperti itu selamanya benar? Apakah kaum ibu yang terdaftar sebagai Ibu Rumah Tangga dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada dasarnya memang bukan kaum pekerja di luar rumah?

Pertanyaan-pertanyaan di atas akhirnya terjawab dari kesaksian seorang bapak yang tidak bersedia disebutkan namanya. Sebut saja inisial beliau dengan J. Sebagai pendatang yang sudah tinggal lama belasan tahun di kota Pekanbaru, beliau menyaksikan gairah ‘kehidupan’ malam Kota Bertuah ini tidak hanya terdapat di tempat-tempat hiburan malam, baik yang resmi maupun yamg ilegal. 'Gairah' itu telah menyebar ke kompleks tempat tinggal atau perumahan di beberapa sudut kota. Sebuah rumah dengan status disewakan menjadi saksi bisu lembaran kehidupan malam kota Pekanbaru. Pihak pemilik rumah dan pihak RT setempat telah dikonfirmasi dan memberikan keterangan bahwa pihak penyewa memiliki identitas kependudukan yang sah dengan rincian jumlah anggota keluarga termasuk seorang bapak yang menjadi kepala keluarganya.

Apa yang tercatat dan terdaftar memang tidak selamanya sesuai dengan kenyataan. Sang bapak yang notabene jarang tinggal bersama dengan keluarga dengan alasan sering bekerja di luar kota harus rela meninggalkan sang istri dengan anak-anak yang masih kecil. “Mereka memang agak tertutup, jarang bergaul dengan kami”, sebut bpk J ketika ditanya mengenai kehidupan keluarga tersebut. Anak-anak yang masih kecil dengan usia batita tidak menyurutkan sang Ibu untuk bepergian hampir setiap tengah malam dan pulang menjelang subuh. “Terkadang dijemput dengan mobil oleh laki-laki tak dikenal dan pulang kembali ke rumah sendirian dengan menggunakan taksi”, tutur bpk J dengan wajah polosnya.

Dari kesaksian bpk J dan menyimak kembali tulisan seorang Kompasianer Fidiawati yang pernah mengungkapkan Fenomena Ibu Rumah Tangga Melacurkan Diri Untuk Keperluan Hidup, inilah potret realita sosial khususnya di lingkungan perkotaan yang suka tak suka harus dihadapi bersama-sama, oleh anda dan saya.

Akhir kata, mari cegah dan lindungi diri, keluarga, masyarakat dari HIV dan AIDS !

Untuk Indonesia yang lebih baik. Salam Kompasiana.

[caption id="attachment_357271" align="aligncenter" width="532" caption="sumber gambar : www.santabanta.com"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun