Kisah ini masih seputar kisruhnya Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama dengan DPRD DKI Jakarta. Dengan rating berita yang masih menjanjikan beliau yang kerap disapa dengan sebutan Ahok sering diminta untuk wawancara di stasiun-stasiun televisi untuk menjelaskan persoalan yang sesungguhnya. Dalam salah satu siaran-nya, dengan topik tudingan suap yang mengarah kepadanya, Ahok kembali mengumpat dengan kata kasar sebagaimana kerap dilakukannya bahkan untuk kali ini sudah menjurus ke perkataan kotor. Cuplikan-nya dapat disaksikan ulang di sini
Tontonan yang disiarkan secara live ini akhirnya mendapat tanggapan, salah satunya dari anggota DPR, Mahfudz Siddiq. Tercatat dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dengan posisi menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq sudah tidak tahan lagi mendengar maki-makian ala Ahok dan mengirimkan surat terbuka untuk Ahok. Isi suratnya sebagai berikut :
Surat Terbuka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama
Pak Gubernur Yth.
Perkenalkan, saya adalah seorang warga Jakarta. Saya lahir dan besar di Jakarta, begitupun orang tua dan Kakek-Nenek saya. Selama hampir 50 tahun saya ikuti kiprah para gubernurnya dan ikut peduli membangun daerah ini.
Sebagai warga saya punya harapan besar setiap Gubernur DKI Jakarta menjadi pemimpin yang sukses, dan menjadi kebanggaan serta panutan semua warganya.
Namun Saya sangat terusik ketika seringkali menyaksikan Bapak di televisi tampil bicara dengan menggunakan bahasa yang sangat tidak santun dan bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor.
Bapak sebagai Gubernur menggunakan kosa kata yang sering saya dengar saat anak-anak sedang bertengkar dan saling mengumpat.
Pada awalnya saya coba memahami mungkin Bapak sedang marah dan kesal. Namun perilaku ini sering berulang dan semakin hari kata-kata yang Bapak gunakan semakin kasar dan kotor.
Pak Gubernur, puncak kegundahan dan kekecewaan saya muncul saat menyaksikan wawancara Bapak pada salah satu stasiun TV. Meski di awal pembawa acara sudah mengingatkan Bapak bahwa acara tersebut disiarkan langsung, ternyata lagi-lagi kosa kata kasar dan kotor keluar dari mulut Bapak, Sang Gubernur DKI Jakarta.
Ibu saya yang sudah sepuh ikut menonton siaran itu tak henti beristighfar. Saya tidak tahu apa reaksi jutaan warga masyarakat yang ikut menonton, bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia.