Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Isi Surat Pamit Karen Agustiawan untuk Karyawannya

20 Agustus 2014   17:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:03 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana akhirnya memutuskan pengunduran diri DIRUT PT. Pertamina (Persero) menjadi topik Pilihan Hari Ini, 20 Agustus 2014. Melihat sejenak prestasi Karen Agustiawan selama memimpin Pertamina, wajar saja kabar mundurnya Wanita paling berpengaruh ke-6 dunia versi majalah Fortune (2013) menjadi sorotan dari berbagai pihak mengingat jabatan ‘bergengsi’ ini tidak luput dari incaran persaingan dan perebutan berbagai kepentingan elit politik di negeri ini. Tak heran lagi,muncul opini dari banyak kalangan yang menilai mundurnya Karen akibat tekanan dari ‘luar’ lingkungan Pertamina

Membaca isi surat pamit ibu Karen untuk karyawannya (terlampir di bawah ini), mewakili suara hati dari sebuah keluarga kecil, kami selalu berkeyakinan seorang ibu yang telah melahirkan tiga orang anak tidak akan pernah mengabaikan kepentingan keluarganya, bukan berarti kepentingan bangsa & negara ini tidak penting. Letak persoalan-nya bukan soal skala prioritas tapi berhubungan dengan hati, yeahh.., it’s about from the deepest heart

Memimpin dengan hati adalah rahasia leadership style-nya ibu Karen. “Sebagai seorang pemimpin harus tahu kalau seseorang tidak perform, beri kesempatan sekali lagi” ujar beliau berbagi rahasia pada acara Srikandi Migas Membangun Negeri di akhir tahun 2011 yang lalu. Hasilnya, ada senantiasa kabar baik, ada pengharapan di balik kegagalan yang terjadi. Ibu Karen telah menunjukkan jati diri seorang pemimpin yang tidak mengabaikan begitu saja kinerja karyawan yang kurang maksimal. Istilahnya, pecat aja kalo ngga becus kerja ! Beliau telah mendorong terciptanya iklim kerja positif di lingkungan Pertamina dengan membuka peluang kesempatan kedua dengan tujuan perbaikan dan perubahan yang lebih baik tentunya.

Ya, ibu Karen bukan hanya memimpin dengan hati, tapi pengunduran dirinya juga dengan hati nurani seorang wanita.

Gitu aja ulasan singkat dari kami.

Salam Kompasiana

Terlampir :

Isi surat pamitan Karen Agustiawan untuk karyawannya (kutipan dari Metronews.com, Rabu 20/08/2014)

"Pekerja Pertamina yang saya cintai dan banggakan.

Seperti mungkin sudah Anda ketahui, karena pertimbangan yang bersifat pribadi, saya sudah mengajukan pengunduran diri saya mulai 1 Oktober 2014 dari keanggotaan Direksi PT Pertamina (Persero).

Sudah saatnya juga dilakukan regenerasi dalam mengisi jabatan yang sudah saya emban selama lebih dari enam tahun. Sama sekali bukan hal yang mudah bagi saya untuk sampai pada keputusan yang telah saya ambil.

Saya bersyukur atas rahmat Allah SWT yang diberikan kepada saya, yaitu kesempatan untuk memberikan sumbangsih pada tumbuh dan berkembangnya BUMN yang kita banggakan ini, demi kemajuan bangsa dan negara yang sangat kita cintai. Pengertian, kerja sama dan dukungan yang sudah Anda berikan kepada saya selama ini merupakan utang yang tidak akan pernah bisa saya bayar.

Sebagai manusia biasa, tentunya saya tidak luput dari kesalahan, Banyak perasaan yang tanpa disengaja sudah saya singgung. Untuk itu semua, bukakanlah untuk saya pintu maaf. Keputusan untuk menjadi bagian dari BUMN besar ini, yang saya ambil enam tahun lalu, merupakan salah satu keputusan terbaik yang saya pernah ambil. Menjadi bagian dari keluarga besar ini telah mengajarkan saya banyak hal.

Semoga apa yang sudah saya lakukan untuk perusahaan ini memberikan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan Anda dan keluarga yang Anda cintai. Merupakan suatu kehormatan yang luar biasa karena saya sudah diberi kesempatan untuk memimpin Pertamina yang telah lepas landas menuju cruising altitude-nya, yaitu a world class national energy company.

Kita telah melalui perjalanan yang mengesankan selama beberapa tahun terakhir dalam membawa Pertamina dan Indonesia mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Kita telah meningkatkan posisi Pertamina sebagai perusahaan paling penting di Indonesia dan menjadikan Pertamina sebagai pemain penting di dalam tatanan energi global. Hal ini hanya dimungkinkan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas serta dukungan yang Anda berikan.

Pastinya, setiap perubahan dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman. Namun, itu semua tidak boleh membuat Anda memutar arah untuk kembali. Itu semua tidak boleh menyurutkan tekad, Insya Allah, Anda akan sampai ke tujuan tersebut, yaitu menjadikan Pertamina sebagai World Class National Energy Company. Itulah, tugas dan pengabdian kita bersama kepada bangsa ini!"

sumber ilustrasi : disini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun