Mohon tunggu...
Reica Vina Farida
Reica Vina Farida Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Mahasiswa Keperawatan STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Cat Warna Sablon terhadap Kesehatan Kulit pada Manusia Silver di Masa Pandemi Covid-19

13 April 2022   20:37 Diperbarui: 13 April 2022   20:45 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona Virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia. Biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, seperti flu biasa hingga penyaikit yang serius seperti kasus terdahulu yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS) serta Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Selanjutnya Corona Virus jenis baru ditemukan di Wuhan, Cina. Kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-COV2), yang menyebabkan penyakit Corona Virus Desease-2019 (COVID-19), karena penyebarannya sangat cepat virus ini menyebar ke seluruh dunia. (Arabta M, 2021)

Desember 2019 merupakan awal dari mewabahnya Corona Virus Diseases atau yang sekarang disebut Covid-19 di Wuhan, China. Sampai saat ini Covid-19 sudah menjangkit hampir seluruh negara di dunia sehingga dapat dikatakan sebagai status darurat. Di Indonesia sendiri mewabahnya Covid-19 diumumkan pada awal Maret 2020. Dengan adanya pandemic global dengan penyebaran sangat cepat, maka beberapa langkah dilakukan dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. (Nugroho, 2020)

Salah satu langkah yang diterapkan di Indonesia adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang tercantum dalam peraturan pemerintah No. 21 Tahun 2020 yang dilakukan oleh provinsi dan kota-kota yang memiliki potensi penyebarannya besar. (Nugroho, 2020)

Pandemi covid-19 telah menyeret negara di dunia secara drastis menuju keterpurukan yang mana tidak hanya masalah kesehatan namun juga merembes ke krisis ekonomi global yang di prediksi ekonomi dunia merosot. (Nainggolan, 2020) Dampak yang berpengaruh dari meluasnya penyebaran Pandemi Covid-9 adalah terkait dengan kondisi mata pencaharian atau pekerjaan masyarakat. 

Pada awal menyebarnya Pandemi Covid-19, para pekerja terpaksa harus kehilangan pekerjaan dan menyebabkan mereka "Banting Stir" untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ditengah sulitnya mencari lapangan kerja, salah satunya adalah keberadaan "Manusia silver" yang muncul sebagai solusi untuk masalah perekonomian. (Satriyanti, 2021)

Manusia silver merupakan orang-orang yang melakukan pekerjaan untuk mencari penghasilan di masa Pandemi Covid-19 akibat kehilangan pekerjaan yang diberhentikan karena peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mengurangi penyebaran Virus Corona, dengan cara menunjukan aksinya kepada orang-orang sekitar. 

Keberadaan manusia silver ini cukup menarik perhatian dikalangan masyarakat, karena tubuhnya di cat dengan berwarna silver yang mengkilat sehingga dapat menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Biasanya manusia silver melakukan aksi tersebut di setiap perempatan lampu merah untuk mencari uang dengan cara berdiri mematung, mondar mandir, dan mendatangi setiap pengendara yang berhenti di lampu merah. Sampai saat ini, Komnas PA mencatat di wilayah provinsi DKI Jakarta setidaknya ada 189 keluarga manusia silver. Sementara di Kota Depok dan Tangerang Selatan sebanyak 200 keluarga. Jumlah ini belum termasuk keluarga manusia silver yang tidak terdata. (Komnas PA, 2021)

Warna yang digunakan oleh manusia silver yaitu dengan menggunakan cat sablon dan campuran minyak tanah atau minyak goreng agar warna yang keluar akan terlihat lebih terang ataupun lebih gelap. Pewarna yang digunakan oleh manusia silver tersebut biasanya mengandung zat kimia yang apabila digunakan akan menyebabkan alergi pada kulit. Zat kimia dalam kadar rendah biasanya tidak menyebabkan iritasi kulit, akan menimbulkan kerusakan kulit akibat meningkatnya sensitivitas. Gejala yang akan mucul antara lain yaitu ruam kulit, bengkak, gatal-gatal, dan melepuh. Gejala tersebut biasanya akan menghilang apabila kontak dengan zat kimia penyebab dihentikan, tetapi akan muncul kembali jika kulit terpapar dengan zat kimia. Walaupun iritasi kulit umumnya terjadi setelah pemaparan dermal terhadap suatu zat kimia, efek yang paling dikhawatirkan adalah efek sistemik. Setelah terabsorpsi melalui kulit dan memasuki sirkulasi sitemik, zat kimia dapat menjalar ke mana saja di dalam tubuh dan merusak organ serta system tubuh. (Widyastuti, 2022)

Tidak hanya itu, menurut dokter umum Dr. Djalu Mojokerto, Jawa Timur, Dr Wahyu Tri Kusprasetyo, mengatakan bahwa penggunaan cat silver dalam jangka Panjang dipengaruhi oleh zat yang bersifat teratogenic pada cat yang digunakan dapat menyebabkan kanker kulit. Bahkan cat yang digunakan oleh manusia silver mengenai bagian-bagian tubuh yang rentan seperti mata, hidung dan bibir dapat menyebabkan efek terbakar dan mudah masuk ke peredaran darah, kemudian partikel cat yang masuk kedalam saluran pernapasan dapat menyebabkan penyakit paru-paru. (Rosy Dewi Srianti Saptoyo, 2021)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan cat warna sablon pada kulit manusia silver sangat berbahaya terhadap kesehatan kulit bahkan kesehatan tubuh lainnya. Sehingga disarankan lebih baik cat sablon tidak digunakan pada kulit manusia untuk menjaga kesahatan.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun