Mohon tunggu...
Baso Amir
Baso Amir Mohon Tunggu... profesional -

Jadi wartawan Harian Fajar, Makassar, ketika masih kuliah di Fakultas Pertanian, Unhas, 1982-1984. Setelah lulus jadi wartawan Harian Jayakarta September 1987-Juli 1988. Dari November 1988-April 2008 di Majalah SWA, Agrakom hingga Oktober 2004. Sejak Agustus 2005 sebagai pemimpin redaksi e-Bursa.com (http://www.e-bursa.com)

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Harus Menanti Hingga 2025 Ibu Karen?

7 Desember 2012   06:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:04 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan ingin BUMN yang dipimpinnya masuk daftar perusahaan terbesar dunia,  Fortune Global 500. Keinginan masuk daftar yang dibuat Majalah Fortune, AS, itu disampaikan pada acara peresmian sejumlah proyekbaruPertamina, Kamis (6/12). Targetnya, Pertamina masuk 100 besar pada 2025.

Fortune Global 500 adalah daftar tahunan 500 perusahaan terbesar dunia. Peringkat disusun berdasarkan jumlah penjualan/pendapatan. Pada edisi 2012 – yang dibuat berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2011 – 500 perusahaan di daftar itu berasal dari 37negara. Indonesia belum punya wakil di daftar tersebut, sementara tetangga kita, Malaysia diwakili oleh Petronas.

Karen, di acara yang dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mengemukakan, pada 2025 Pertamina sudah mencapai tahapan transformasi menjadi "perusahaan energi terbarukan kelas dunia."Pertamina akan memompa 2,2 juta barel setara minyak bumi per hari dengan total pendapatan US$200 miliar (sekitar Rp 1.192 triliun pada nilai tukar Rp9.600 per dolar AS) dan target EBITDA (laba sebelum dikurangi beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) US$40 miliar atau sekitar Rp384 triliun.

Untuk mencapai target pendapatan dan laba di atas, boleh jadi Pertamina memang butuh 13 tahun dari sejak Karen mengemukakan target di atas. Tetapi masuk daftar perusahaan terbesar dunia versi Fortune, menurut saya, tak perlu menanti hingga tahun 2025. Mengapa? Begitu pentingkah Pertamina masuk daftar tersebut? Selengkapnya di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun