Â
H. Lukman Hakim Mustain, SH.,M.Hum.Phd, atau yang akrab disapa Gus Luk, adalah salah satu tokoh terkemuka dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sebagai Pembina Yayasan Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang, Gus Luk dikenal karena dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia pendidikan, keagamaan, dan sosial. Dengan latar belakang sebagai seorang akademisi, Gus Luk telah berhasil menyinergikan nilai-nilai religius dan modernitas dalam membangun masyarakat yang berdaya. Dilahirkan di lingkungan keluarga pesantren, Gus Luk tumbuh dengan pendidikan agama yang kuat. Ia mengenyam pendidikan formal hingga tingkat perguruan tinggi, yang mengukuhkan posisinya sebagai akademisi dan praktisi hukum. Gelar Sarjana Hukum (SH) dan Magister Hukum (M.Hum) juga Doktor of Philosophy (Phd) yang ia sandang mencerminkan komitmennya terhadap dunia pendidikan dan pemikiran yang luas.
Gus Luk memiliki perjalanan luar biasa dalam karier akademiknya. Pada tahun 1985, di usia yang sangat muda, yaitu 27 tahun, ia diamanahkan oleh ayahandanya, (alm) DR. KH Musta'in Romly, untuk menggantikan posisi sebagai Rektor Universitas Darul Ulum, yang didirikan pada tahun 1965 oleh ayahandanya. Penunjukan ini menjadikannya salah satu rektor termuda pada zamannya, sekaligus menjadi awal kiprah panjangnya dalam dunia pendidikan tinggi. Amanah tersebut diterima Gus Luk setelah kepergian sang ayah, dan ia melanjutkan warisan besar keluarganya dalam mengelola UNDAR. Selain itu, Gus Luk juga menjabat sebagai Pembina Yayasan di Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman  (UNDARIS) Ungaran, Semarang Jateng. Yayasan ini juga didirikan oleh (alm) DR. KH Musta'in Romly pada tahun 1982 dan terus berkembang hingga saat ini. Salah satu pandangan hidup penting dari ayahandanya yang menjadi pegangan Gus Luk dalam menjalani tugasnya adalah, "Berotak London dan Berhati Masjidil Haram." Pesan ini tidak hanya menjadi prinsip hidup Gus Luk untuk berpikir modern tanpa melupakan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, tetapi juga diabadikan sebagai motto Universitas Darul Ulum (UNDAR) sebagai kampus legendaris. Motto ini mencerminkan visi UNDAR sebagai lembaga pendidikan yang menggabungkan wawasan global dengan kedalaman nilai-nilai Islam.
Sejalan  dengan warisan yang ditinggalkan oleh Kiai Mustain Romly. Sebagai Pembina Yayasan UNDAR, Gus Luk telah memainkan peran sentral dalam mengembangkan universitas ini sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka di Kota Santri. Di bawah bimbingannya, UNDAR tidak hanya menjadi tempat pembelajaran akademis, tetapi juga pusat pengembangan karakter berbasis nilai-nilai keislaman. Dengan visinya, Gus Luk berhasil mendorong peningkatan kualitas pendidikan sekaligus menjaga identitas lokal Jombang sebagai pusat keilmuan Islam. Kepemimpinan Gus Luk dikenal dengan pendekatan inklusif, yang memadukan tradisi pesantren dengan tuntutan dunia modern. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering menekankan pentingnya pendidikan karakter, kejujuran, dan kerja keras sebagai modal utama generasi muda untuk menghadapi tantangan zaman agar tetap survey di era digitalisasi ini. Dimana beliau berpesan generasi muda perlu memiliki kemampuan khusus yang sesuai dengan tuntutan zaman, dengan beberapa aspek penting yaitu: pertama generasi muda harus mampu memanfaatkan teknologi untuk produktivitas, pembelajaran, dan inovasi, Ini mencakup kemampuan menggunakan alat digital, perangkat lunak, dan platform online untuk mendukung pekerjaan dan pendidikan. kedua meski pun  dikelilingi teknologi, nilai-nilai moral, Agama, etika, dan spiritual tetap penting sebagai pedoman agar tidak tersesat dalam penyalahgunaan teknologi, seperti penyebaran hoaks atau konten negatif. ketiga terampil dan berfikir kritis dalam era informasi yang melimpah, generasi muda harus bisa memilah informasi yang benar dan relevan, serta mampu berpikir logis dalam mengambil keputusan. keempat mempunyai kreativitas dan inovasi agar mempunyai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru atau memperbaiki hal yang sudah ada sangat penting untuk menghadapi persaingan di dunia kerja dan bisnis. kelima dalam era digital ini memungkinkan kolaborasi lintas negara dan budaya, dimana generasi muda perlu memahami cara berkomunikasi dengan baik, menghargai keberagaman, dan bekerja sama dengan berbagai pihak. keenam kemampuan belajar mandiri, dengan banyaknya sumber belajar online, generasi muda dituntut untuk terus belajar dan mengembangkan diri secara mandiri agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. kemudian ketujuh adanya pengendalian diri, meskipun  teknologi menawarkan hiburan dan kenyamanan, generasi muda harus mampu mengendalikan diri dari kecanduan atau penggunaan yang tidak produktif, dan kedelapan dengan adanya Entrepreneurship Digital maka generasi muda sangat diharapkan untuk memanfaatkan era digital untuk menciptakan peluang usaha, seperti e-commerce, konten kreator, atau startup berbasis teknologi, menjadi salah satu cara untuk bertahan dan berkembang, maka dengan menguasai kombinasi keterampilan teknis, moral, dan intelektual tersebut, generasi muda dapat menghadapi tantangan dan mengambil peluang di era digitalisasi dengan percaya diri dan tangguh ujarnya, karena Menurut pandangan beliau, istilah generasi X, Y, Z, bahkan A hanyalah sebatas klasifikasi buatan manusia. Pada hakikatnya, semua generasi adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Beliau menegaskan bahwa kemuliaan tersebut terletak pada kemampuan setiap generasi untuk terus belajar, beradaptasi, dan memberikan manfaat bagi sesama, tanpa terbatas oleh label generasi tertentu.
Tidak hanya di dunia pendidikan, Gus Luk juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Dengan komitmennya terhadap masyarakat tercermin dari berbagai program bantuan sosial bagi masyarakat kurang mampu. Salah satu aksi sosialnya yang paling dikenang adalah kegiatan berbagi nasi bungkus setiap Senin, Kamis, dan Jumat, serta di hari-hari puasa yaumul bidh. Setelah salat subuh, Gus Luk secara rutin membagikan nasi bungkus kepada mereka yang mengais rezeki di pagi hari, terutama para penarik becak. Aksi ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk berbagi kepada sesama.
Sebagai tokoh dari Jombang, yang dikenal sebagai Kota Santri, Gus Luk menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya generasi muda. Beliau membuktikan bahwa nilai-nilai keislaman dapat berjalan seiring dengan inovasi dan modernisasi. Melalui kiprahnya di Yayasan UNDAR dan berbagai aktivitas sosial, Gus Luk telah menorehkan jejak yang akan terus dikenang. Beliau tidak hanya meninggalkan warisan fisik berupa lembaga pendidikan, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang menjadi panduan bagi masyarakat. Gus Lukman Hakim Musta'in adalah bukti nyata bagaimana dedikasi, integritas, dan visi dapat membawa perubahan besar. Dengan semangatnya, beliau telah membuka jalan bagi generasi mendatang untuk terus melanjutkan perjuangan membangun Jombang sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam bagi generasi mendatang untuk terus melanjutkan perjuangan membangun Jombang sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam yang maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H