Mohon tunggu...
REHAN WAFIYIZYAN
REHAN WAFIYIZYAN Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Akun gabut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekejaman sistem romusha dan Polemik yang ditimbulkan

7 Januari 2025   08:45 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:44 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sisi Gelap Pendudukan Jepang: Kekejaman Sistem Romusha dan Polemik yang ditimbulkan

 

PENDAHULUAN

Masa  pendudukan  Jepang  sering  disebut  sebagai  garis  pemisah  dalam  sejarah Indonesia   modern.   Politik   pemerintah   Jepang   pada   tahun   itu   dianggap   penting memecahkan  hubungan  sosial  tradisional  pada  tingkat  lokal  serta  menyiapkan  kondisi bagi terciptanya latar belakang revolusi nasional dan sosial tahun 1945-1949 (Nagazumi 1988:33).

Pengerahan  tenaga  rakyat  oleh  pemerintah  pendudukan  Jepang  membuat dampak yang  sangat  menyengsarakan  bagi  rakyat  Indonesia.  Para  pekerja  romusha  dipaksa bekerja  sangat  berat  dalam  pembangunan  untuk  kepentingan  pasukan  Jepang,  seperti pembangunan  jalur  kereta  api  dan  bunker  bawah  tanah  di  Indonesia  maupun  di  luar negeri  seperti  di  Burma  (Myanmar).  Hal  ini  menyebabkan  kesengsaraan  dan  kematian karena  kondisi  kerja  keras,  tanpa  makanan  dan  istirahat yang cukup,  dengan  medan  yang berbukit  dan  hutan  lebat,  disertai  perlakuan  semena-mena  dari  pasukan  Jepang. Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan, yang membuat rakyat Indonesia menjadi sengsara.

PEMBAHASAN

Romusha  merupakan kerja paksa yang dilakukan Jepang selama periode Perang Dunia II. Romusha berasal dari kata "ro" yang berarti buruh  dan  "musha"  yang  berarti  prajurit  atau tentara. Romusha adalah  penduduk Indonesia  yang  dipaksa  oleh  pemerintahan  pendudukan  Jepang  Untuk  bekerja  secara paksa  dalam  proyek  infrastruktur,  contohnya:  membangun  jalan,  Pelabuhan,  landasan pacu, serta proyek konstruksi lainnya.

Proses rekrutmen tersebut memanfaatkan strutur sosial dan pemerintahan yang terbentuk, terutama sejak culturstelsel yang mengelompokan wilayah tradisional menjadi kesatuan administratif desa yang di dalamnya terdiri dari lapisan stratifikasi orang berdasarkan kedudukan dan status sosialnya.

Dan pemerintahan Jepang juga mengiming imingi para penduduk dengan meningkatnya sandang,pangan dan papan.Proses perkrutan para pekerja juga melibatkan struktur pemerintahan yang sudah ada seperti:kepala dusun,kepala desa dan struktur pemerintahan yang lain.

Proses perekrutan tersebut bisa dikatakan sukses besar, banyak dari penduduk Indonesia yang bergabung dengan romusha,namun hal itu tidak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan oleh pemerintahan Jepang,banyak dari pekerja yang kemudian tidak digaji dan bahkan mereka juga tidak diberikan makanan.

Hal ini membuat kondisi fisik para pekerja Romusha menjadi sangat terpuruk dan mulai menimbulkan masalah Kesehatan seperti kekurangan gizi,busung lapar,munculnya berbagai penyakit bahkan berujung kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun