Kades Hernim, demikian dia disapa, lahir, kecil dan besar di Desa Golo Ndele. Dia memimpin Golo Ndele pada periode yang terbilang baru. Setelah resmi dilantik menjadi kepala desa Golo Ndele, dia langsung kerja, kerja dan kerja. Bertemu, berdialog dan berdiskusi dengan masyarakat.
Sepulang blusukan, dia membawa banyak harapan, mimpi dan cita-cita perubahan dari masyarakat akar rumput. Tak hanya menampung saran dan masukan, Kades Hernim juga merangkum semua kritikan yang sifatnya membangun. Baginya, kritik dari masyarakat sangat penting untuk tumbuh kembang demokrasi.Â
Kades Hernim juga menyadari bahwa kritik menjadi pengingat yang baik dalam menjalankan roda pemerintahan desa secara khusus. Tanpa kritik, potensi penyalahgunaan kekuasaan "abuse of power" semakin terbuka lebar dan besar. Sebaliknya, dengan adanya kritik, pemimpin lebih berhati-hati dan selalu mawas diri.
Sementara itu, di jajaran birokrasi, Kades Hernim harus berhadapan dengan banyak persoalan. Di antaranya adalah birokrasi yang tumpang tindih, berbelit-belit, dan lama, kebijakan publik yang tidak tepat sasaran dan lain sebagainya. Semua persoalan yang ada telah membesarkannya.
Dihadapan seluruh persoalan itu, dia tidak mundur selangkah pun. Kades Hernim ibarat pendekar yang siap menghadapi masalah sebesar apapun. Dia serupa pesilat yang pantang menghindar saat ditantang duel. Namun, dia akan memilih berduel dengan nalarnya. Dia urai semua masalah lalu perlahan menemukan solusinya.
Apa yang Mau Kita Teladani dari Kades Hernim?
Memang, terlalu banyak hal yang harus kita teladani dari Kades Hernim. Tetapi, tidak semua hal yang otentik dari kepemimpinan Kades Hernim bisa kita lakukan dalam kurun waktu yang bersamaan. Kita harus mulai meneladani gaya kepemimpinan Kades Hernim secara bertahap.Â
Hal pertama yang harus kita teladani dari Kades Hernim adalah gaya kepemimpinannya yang sederhana, merakyat, tegas, akuntabel, humanis dan transparan. Gaya kepemimpinan seperti ini jarang kita temui di banyak desa di seluruh tanah air. Jika ada, maka saya bisa pastikan itu di Desa Golo Ndele. Itu Kades Hernim.
Oleh karena itu, meneladani gaya kepemimpinan Kades Hernim merupakan tahapan awal yang harus kita lakukan sebelum bercita-cita menjadi pemimpin desa dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Karena gaya kepemimpinan Kades Hernim sudah mampu menjawab seluruh kegalauan kita terhadap pemimpin desa yang bijaksana, arif, peduli, peka dan dekat dengan rakyat.
Saat ini, saya katakan secara terus terang bahwa tak ada yang sebaik Kades Hieronimus Sudin.
**